Friday, April 14, 2006

KENANGAN DI BADUY


Selasa, 21 Maret 2006 sekitar pukul 09.00 aku berangkat ke Baduy bersama - sama dengan Ican, Fahmi, Fadli dan Usamah dan ditambah 3 guru dari sekolah alam Jakarta. Awalnya aku biasa - biasa saja, karena sejak aku gaul dengan pa Arif pemilik jasa biro perjalanan aku jadi sering jalan - jalan. Dalam perjalanan kami diguyur hujan, untunglah kami menggunakan mobil pribadi sehingga tidak terlalu bermasalah. Sesampai di Ciboleger, desa perbatasan Baduy, kami turun bergegas shalat dan makan. Setelah itu kami semua turun, namun ketika mereka mengangkat tasnya masing - masing aku kaget dengan Ican seorang akhwat berkulit putih dan bermata sipit persis orang China, mungkin mirip abinya Anis Matta seorang ustad muda yang sekarang sekjen DPP PKS. Ican mengangkat ransel yang lumayan besar untuk ukuran anak seperti dia, ditambah tas kecil didepanya. Seketika itupula aku menawarkan jasa pada Ican, "Ican kuat bawa tas segede itu, jauh loh perjalanannya ", demikian ungkapku. Namun Ican tidak mau merepotkan orang lain, dia mambawanya sampai di atas. Sesampai di Baduy luar kami istirahat dan menginap disalah satu rumah penduduk Baduy luar, sebetulnya tujuan kami waktu itu Baduy dalam, namun karena bulan itu adalah bulan Kawalu, yaitu pengujung dilarang masuk, maka kami hanya di Baduy luar. Selama tiga hari bersama mereka aku banyak mendapatkan pelajaran dari mereka. Setiap mereka kumpul pasti mereka selalu ramai, Fahmi yang anaknya polos dan lucu selalu menjadi lawakan temen - temennya. Fahmai, Ican, Fadli dan Usamah adalah siswa kelas 2 SMP Sekolah Alam, yah. Kelas mereka cuma ada 4 anak dengan 2 guru pendamping tapi hebohnya luar biasa. Hubungan mereka dengan 2 orang gurunya sudah seperti keluarga. Yang bikin aku haru adalah mereka tidak pernah mengeluh walaupun perjalanan jauh dan harus membawa barang - barang lalu diguyur hujan lagi.

Ketika malam terakhir kami seperti biasa, makan bersama - sama dengan menu nasi, mie dan sarden. pas akhir makan, Bude (panggilan mereka terhadap guru wanita) berkata "kalau kemarin dicuci ama tuan rumah (orang baduy maksudnya) sekarang giliran kalian yang cuci piring dan gelas.", Fahmi dan Fadli nyeletuk "Bude katanya guru harus ngasih teladan, buktikan donk bude" diluar dugaanku, seketika itu Bude minta maaf "oh ya maafin Bude ye''(demikian jawab Bude) lalu bude bawa bekas piring tadi, seketika itu pula 4 anak itu langsung ngikut dibelakang Bude "sambil nawarin jasa untuk membantu Bude"

Sederhana memang ceritanya, tapi aku melihat disini ada kandungan makna yang dalam bagi perubahan sistem pendidikan dinegeri kita, yang selama ini memposisikan siswa selalu dibawah dan tidak boleh mengkritik sang guru, tapi di sekolah alam sungguh sangat lain, guru sebagaimana layaknya temen yang ketika dikritik oleh muridnya lalu mengakui kesalahannya dan segera memberikan contoh yang baik kepada siswanya, Subhanallah.

Ke empat anak itu rupanya berbeda daerah, Fahmi asli Padang, Fadli asli Balikpapan, Usamah asli Ambon, dan Ican asli Makasar. Aku dan mereka selalu berjalan bersama dan makan bersama, shalatpun bersama. Hari kedua pagi - pagi sekitar pukul 09.00 kami berangkat mengelilingi Baduy luar sampai keperbatasan antara Baduy luar dengan Baduy dalam, mereka tetap ceria walaupun selama perjalanan kami diguyur hujan, jalanpun licin. Bagiku Ican cukup membuatku haru, sebab beliau adalah murid perempuan satu-satunya di sekolah tersebut. yah.. tapi tidak menjadikan Ican manja dan malu. Dewasa dan lembut itulah Ican. lain lagi dengan Usamah, anak Ambon ini pandai berbicara di depan umum, susunan kata-katanya rapih dan jelas sekali apa yang dia ungkapkan. Sementara itu Fadli, anak Balikpapan yang sering nyerocos dan selalu menyindir temen - temennya, tapi dia baik anaknya, dan terakhir Fahmi anak yang lugu dan polos sering membuat kami semua tertawa karena tingkahnya itu. Bude, guru yang lincah dan selalu semangat dan tegas ama siswanya itu kadang - kadang juga dia harus berlagak anak - anak seperti siswanya membuat suasana makin seru, tak ketinggalan Pa Novi, beliau adalah salah sati personel Izis, tim nasyid yang udah terkenal. Kepemimpinan dan kebapaannya membuat anak - anak senang bersama beliau. mudah - mudahan kita bisa ketemu dan bercanda lagi seperti di Baduy.sekolah alam jakarta