Wednesday, May 31, 2006

KETIKA KETETAPAN ALLAH TERJADI

Tidak ada dalam sisi kehidupan ini yang pasti, karena kepastian hanya milik Allah SWT, yang maha kaya dan maha perkasa. Kekuatan manusia paling banter hanya sampai pada tingkat asumsi atau prediksi, mungkin inilah salah satu kelemahan mahluk yang bernama manusia dan harus disadari betul. Beberapa hari lalu kita dikejutkan oleh peristiwa yang sebelumnya tidak ada orang yang menyangka bahwa di kota gudeg dan jawa tengah akan terjadi gempa bumi, karena memang sebelumnya pandangan masyarakat tertuju pada gunung Merapi yang sudah berstatus “awas”.

Pedih dan cukup mengagetkan memang peristiwa tersebut, tapi itulah fakta, dimana kepastian hanyalah milik Allah SWT. Padahal dua tahun yang lalu kita masih terngiang sebuah peristiwa yang boleh dikatakan kiamat kecil, Ketika itu Tsunami bosan bermain – main di laut, dia ingin ikut bermain dengan mahluk yang sering bertengkar dan sombong, yaitu manusia.Ribuan nyawa melayang, baik itu anak – anak, nenek – nenek, ibu – ibu, bapak – bapak ataupun para gadis dan pria.

Demikian juga yang terjadi di Yogyakarta dan sebagian jawa tengah, sampai tulisan ini dibuat (1 juni 2006) menurut beberapa media, seperti metro TV, antv dan lainnya korban meninggal sudah mencapai 5.700 lebih jiwa. Pasca gempa mulailah orang ramai – ramai untuk mewujudkan kepeduliannya terhadap bencana tersebut, dari smp sampai partai, dari bermodalkan kardus sampai lobi tingkat elitpun dilakukan.

Ada apa dibalik peristiwa tersebut…? Beragam pernyataanpun muncul, ada yang mengatakan bahwa ini adalah tanda – tanda kiamat, ada juga yang sampai kepada mistik, konon ceritanya Ratu Nyi roro kidul marah karena masyarakat jogja sudah berani melanggar aturan nyi roro kidul. Boleh saja mereka berasumsi macam – macam, tapi seyogyanya kita sebagai ummat muslim, tentunya menyadari betul akan ketetapan Allah, dimana dalam hidup ini ada ujian, cobaan, musibah dan adzab. Lalu, kitapun bertanya, masuk kategori manakah bencana di Yogya..? wallahu’alam.

Apapun namanya, yang jelas kita semua harus introspeksi diri kita masing – masing, apa yang sudah kita lakukan sebagai hamba Allah SWT, sudahkah kita menjalani hidup ini sesuai dengan aturan yang Allah tetapkan sebagai sang pencipta alam semesta beserta isinya..? andalah yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.

Untungnya kepedulian masyarakat kita masih ada,sehingga mereka yang tertimpa merasa bahwa dirinya masih memiliki saudara – saudara yang tidak dibatasi oleh letak geografis akan tetapi lebih daripada itu.Beberapa relawanpun berdatangan, ada yang menamakan posko peduli bencana (P2B) posko ini dimotori oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dimana partai ini merupakan satu – satunya partai yang paling aktif dan lebih cepat dari yang lainnya dalam soal kemanusiaan, dengan kemampuan jaringan yang dimilikinya partai ini sudah menurunkan 1000 relawan ke lokasi gempa, ada juga dari elemen mahasiswa seperti KAMMI, dengan gaya mereka sendiri, yakni turun kejalan sambil membawa kardus merekapun mengetuk pintu hati nurani para pengguna jalan,dan masih banyak lagi yang lainnya, semoga apa yang kita lakukan akan meringankan beban para korban dan amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT.

Tuesday, May 09, 2006

BERSYUKUR & BERHENTI SEJENAK

Setiap jengkal tanah yang kita injak, setiap udara baik itu pagi, siang ataupun malam yang kita hirup dan setiap air yang kita reguk untuk menuntaskan dahaga ketika kita merasa kehausan adalah sebuah nikmat dari Allah SWT yang sering kali kita sepelekan begitu saja, sehingga tanpa memberikan bekas ruhiyah apapun.

Ucapan rasa syukur sering kita ucapkan setiap kita memberikan kata sambutan ataupun mendapatkan sebuah rezeki, namun tidak sedikit manusia atau jangan – jangan kita termasuk golongan manusia yang aku maksud, yakni manusia yang hanya pandai beretorika dengan ucapan syukur namun tidak pernah masuk dalam hati kita, sehingga ucapan tersebut terasa hambar dan tidak membekas.Sederhana memang persoalannya, karena hanya mengucapkan syukur, namun akan tidak jadi sederhana manakala itu dianggap oleh sebagian manusia sebagai sesuatu hal yang biasa – biasa saja.

Allah SWT berfirman dalam suratnya yaitu “ Bersyukurlah kalian niscaya akan aku tambah nikmatmu” pernyataan tersebut tertuang dalam surat Ibrahim ayat 7 (kalau tidak salah, afwan lupa…).Lalu mungkin ada sebagian manusia yang merasa bahwa aku bersyukur kok nikmatku tidak tambah – tambah, kalau demikian yang terjadi berarti ada yang kurang beres dalam ungkapan rasa syukur kita, coba gali terus lebih detail dan lebih dalam apa yang terjadi sesungguhnya. Apakah kekurang ikhlasan kita atau kita hanya sekadar melafazkan saja tanpa maknawiyah apapun sehingga hambar.

Tidak mudah memang menjadi menusia yang bersyukur, sebab hati kita terkadang dihinggapi rasa sombong dan angkuh ataupun sering terlena dengan saking banyaknya kesibukan urusan dunia tanpa membuat rem dalam urusan akhirat. Kalau sudah demikian, maka yang harus kita lakukan adalah berhenti sejenak, demikian nasehat Abu Ridho. Berhenti untuk kembali mengisi tabung – tabung jiwa kita yang sering kita keluarkan untuk urusan dunia, berhenti sejenak untuk berfikir kembali dan evaluasi, sudah sejauhmana kaki kita melangkah dan berapa jauh lagi kehidupan kita akan berakhir, walaupun kita belum tahu pasti tapi paling tidak kita bisa mengira – ngira dengan rata – rata umur manusi sekarang.

Berhenti bukan berarti kita bermalas – malasan, berhenti bukan berarti kita menyerah atau berhenti bukan berarti kita kalah dan melarikan diri dari medan pertempuran, tidak, sama sekali tidak. Ketika kita berhenti sejenak berarti kita telah melakukan upaya keadilan terhadap diri kita, letak keadilannya adalah kita memberikan ruang istirahat pada fisik dan fikiran kita, supaya mendapatkan energi yang lebih bagus kembali. Berhenti juga termasuk ujud sara syukur kita terhadap Allah SWT atas kenikmatan fisik yang telah diberikanNya. Akhirnya marilah kita untuk senantiasa untuk bersyukur dan mengevaluasi diri kita dengan cara melakuakn pemberhentian sejenak. Tapi ingat berhentinya seorang aktivis bukan berarti berhenti berfikir atau istirahat yang berkelamaan sehingga membuat kita terlena berhenti selamanya. Semoga Allah SWT selalu memberikan kepada kita jiwa – jiwa muda penegak tahuid, pejuang panji kebenaran kekuatan dan kemampuan untuk bersikap adil terhadap diri kita, amin yaa rabbal alamin.

Saturday, May 06, 2006

HIDUP ADALAH PILIHAN

Setiap detik setiap menit setiap jam setiap hari setiap minggu setiap bulan setiap tahun kita semua selalu dihadapkan pada pilihan –pilihan. Entah pilihan itu buruk ataupun baik. Aku tidak akan membicarakan soal pilihan itu buruk atau baik akan tetapi lebih kepada bagaimana kita membuat sebuah keputusan yang tepat di tengah – tengah pilihan yang kita hadapi. Ada sebuah kisah, mohon maaf karena aku lebih banyak diskusi dan mendapatkan kisa – kisah pernikahan, jadi kisah yang akan aku ceritakanpun tidak lepas dari perihal tersebut (maklum aku sendiri belum nikah, itung – itung belajar… he.he…).

Ais (mohon maaf lagi kalau ada yang namanya sama, padahal aku asa loh..) adalah seorang gadis yang menurut ukuran orang pada umumnya tergolong mahluk langka. Beberapa kelebihan yang dimilikinya tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Orang tuanya seorang pengusaha yang cukup kaya dan disegani oleh masyarakat karena kedermawanannya, akhlaknya dan gemar membantu orang yang sedang kesusahan, selain factor orang tuannya Ais sendiri memiliki kepribadian yang lembut dan supel serta pandai bergaul. Walaupun ia sendiri mengenakan jilbab gede atau istilah lainnya Jilbaber akan tetapi tidak lantas membuat dia jadi orang yang susah bergaul (tentunya masih dibatasi sar’I donk…..).

Pendidikan yang sampai dia meraih gelar Sarjana Ekonomi juga tidak membuat dia sukar berbicara dengan si mbok yang jualan jamu atau jadi enggan ngobrol dengan penjual sayur yang tiap hari lewat di depan rumahnya. Singat cerita, setelah sudah 3 bulan berhenti dari aktivitas kampusnya karena memang sudah selesai kuliah dengan nilai yang baik walaupun tidak mendapatkan cumaude orang tuanya mengajak ngobrol serius soal pernikahan. Sebetulnya periha itu sudah ditangkap oleh Ais sendiri dan awalnya dia menganggap biasa – biasa saja karena memang itu sesuai planning Ais sendiri (malkum selama di kampusnya dia mengikuti pelatihan manajemen diri sampai 4 kali) bahwa begitu selesai lulus S1 langkah selanjutnya adalah menikah baru melanjutkan ke S2.

Namun persoalannya jadi tidak sederhana, ketika sang ayah menyodorkan langsung 2 pria dan kedua – duanya Ais tahu, yang satu adalah temen kampus Cuma beda fakultas yang satunya lagi adalah tetangganya di sendiri yang baru menyelesaikan S1 dari Unila Lampung. Dengan langkah bimbang dan sedikit cemas Ais berkata kepada Ayahnya “ Bah, kalau Ais punya calon sendiri gimana…? Untung saja sang ayah adalah sosok ayah yang bijaksana, lau dipersilahknnya Ais untuk menyampaikan calon yang dimaksud. Kemudian Ais meminta 3 hari untuk memberi tahukan kepada ayahnya.

Sekelumit cerita di atas adalah salah satu kasus yang mungkin bias jadi terjadi pada diri kita, atau setidaknya mirip. Tapi sebetulnya secara subsatansial adalah sama yaitu “memilih”. Kata memilih memang cukup singkat namun kadang kita dibuat olehnya kedodoran dalam bertindak bahkan karena saking seringnya kita “dimainin” oleh “memilih” kita sering cidera dan celaka. Sebetulnya Islam sendiri sudah memberikan solusi yaitu dengan diperintahkannya shalat istikharoh.

Jadi pada akhirnya kita tetap harus memilih sebuah pilihan walaupun terkadang itu pahit dan tidak mengenakan, lalu juga kita harus menyadari dengan sepenuh hati dan ketulusan akan keterbatasan kita sebagai seorang manusia, maka dari itu kita harus istikharoh, memohon kepada Allah SWT agar dipilihkan jalan yang tepat yang akan menyelamatkan kita dari bencana dunia dan akhira. Wallahu’alam

Wednesday, May 03, 2006

Nikmat Tuhanmu yang manakah

Setelah aku baca dan merenungi Firman Allah SWT dalam surat Ar – Rahman, dimana disana dikatakan berulang – ulang “ nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan”. Seolah – olah disana Allah ingin menegaskan kepada manusia, kalau mungkin dibahasakan dengan bahasa kita kurang lebih berbunyi begini “ he manusia, kalian kan sudah aku berikan nikmat, baik itu kesempurnaanku menciptakanmu kemudian aku juga telah buatkan ala ini yang terdiri dari banyak ragam, ada bunga, air, gunung, pemandangan, hewan, lalu kenapa engkau tidak mau bersyukur dan taat padaKu.

Mungkin kita semua tidak pernah mencoba merenungi setiap apa – apa yang ada disekitar kita, entah itu hewan, tumbuhan dan manusia itu sendiri. Atau jangan – jangan kita berfikiran itu hal biasa,jadi biarkan saja berlalu begitu saja. Setiap apa – apa yang ada disekiling kita tidak akan mampu kita maknai apapun kalau kita pandang biasa – biasa saja. Namun akan memberikan sebuah hentakan dan mengasah kecerdasan spiritual manakala setiap apa yang ada disekeliling kita, kita maknai bahwa dibalik itu ada sebuah kekuatan dan kekuasaan sang pencipta, yaitu Allah SWT.

Peristiwa alam yang sering kita lihat seharusnya mampu memberikan hati makin terpaut dengan kebesaran dan kegagahan Allah SWT. Langit yang tanpa tiang, namun bias berdiri tegak dan tidak pernah runtuh kecuali atas kehendakNya, bunga – bunga yang mampu menebarkan bau yang harum sehingga membuat gerakan tangan kita untuk memetik dan menciumnya, awan yang berkejar – kejaran lalu berubah menjadi air hujan dan dengan air hujan tersebut Allah tumbuhkan buah – buahan untuk kesejahteraan manusia. Subhanallah (maha suci Allah) yang telah menciptakan dunia dan isinya tanpa merasa berat.

Ketika kita melihat peristiwa demi peristiwa yang terjadi, lalu apakah masih kita punya alasan untuk tidak taat dan tidak bersyukur, kalau masih begitu berarti otak atau fikiran kita ada yang konslet dan harus segera disolder dengan mekanik keimanan dan sentuhan nur al qur’an.