Wednesday, January 03, 2007
Selembut Sutera, Sekuat Baja
Friday, December 01, 2006
Pernak-pernik Kehidupan
Ike Yeni Riyana, salah seorang teman lama saya waktu SMA sering melontarkan sebuah pernyataan kepada saya setiap ketemu ataupun melalui SMS, atau email. “Karnoto sekarang sudah sukses yah,?. Kata Yeyen, nama akrabnya. Pernyataan itu cukup mengganggu dalam alam bawah sadar saya. Dan biasanya langsung sayang tanggapi dengan kata singkat. “Sukses apanya nih,”tanya saya.selanjutnya
Darimanakah Muncul Ide ?
Dalam kehidupan sehari-hari kita disibukan dengan rutinitas yang terkadang sering menjebak kita pada rapuhnya daya pikir dan mrembesnya otak kita dalam kepenatan. Jangankan untuk menyerap ide, mengingat apa yang sudah kita lakukan pun terkadang sering kelupaan. Sisi lain kita masih menanggapi hal itu dengan suatu kewajaran, namun jika hal itu kita biarkan berlarut-larut maka akan mengancam kemampuan kita dalam menelurkan sebuah ide. Kondisi ini harus segera diantisipasi, agar kita tidak menjadi manusia jumud alias primitif.selanjutnya
Friday, November 17, 2006
Wapres Hadiri Haul Syeikh Nawawi

Saturday, November 04, 2006
Peran Sahabat Kita

Liburan Di Pantai Bagedur

Sunday, October 15, 2006
Kemenangan Yang Terusik

Sunday, September 10, 2006
SAWARNA, WISATA YANG MERANA

Udara di desa Sawarna masih sangat alami, kesejukannya terasa oleh kami Tim Jelajah Banten ketika pagi – pagi berjalan santai di pinggiran jalan. “ Udaranya dingin, namun terasa beda dengan udara di kota.” Terang Arif, salah satu tim jelajah Banten. Setelah semalam bergadang dengan seorang kyai yang sedang merintis pesantren salafiah, pagi – pagi kami beranjak untuk melihat – lihat suasan pantai yang sering dijadikan shurving para wisatawan, terutama wisatawan asing. selengkapnya
Saturday, September 09, 2006
MARISSA CAWAGUB BANTEN (1)

Telah datang lelaki pilihan
Telah datang perempuan pilihan
Dialah Kang Zul dan Marissa
Dialah pemimpin Kita
Bait syair itu masih terdengar nyaring ditengah keheningan malam. Tampak terlihat Bobby sedang memeriksa list tugas sambil menggaruk – garuk rambutnya yang putih. “Spanduk sudah, menghubungi calon sudah, mobil sound sudah,” ujar Bobby dengan nada lirih.
Tiba – tiba Ismail datang dari arah luar sambil berkata, Akh, jangan lupa buat slayer sama bendera kecil. “Slayer itu nantinya untuk ciri panitia, kalau bendera kecil buat peserta yang jalan kaki sekaligus dibagikan ke pengguna jalan,” kata Ismail meyakinkan. Terlihat pula beberapa orang sedang berjaga – jaga di luar, mereka adalah tim kepanduan yang ditugaskan untuk berjaga – jaga.
Tak terasa jarum jam sudah berada di angka tiga, terlihat beberapa panitia sudah tersungkur, karena tidak kuat menahan kantuk. Selang beberapa menit semua panitia yang lain pun ikut tersungkur, hingga yang tersisa para kepanduan yang bertugas menjaga keamanan.selengkapnya
Thursday, July 13, 2006
QUO VADIS REMAJA

Thursday, July 06, 2006
UAN & INDUSTRIALISASI PENDIDIKAN

Tahun 2006 kali ini dunia pendidikan
Friday, June 16, 2006

Saturday, June 10, 2006
PROBLEMATIKA REMAJA

Masa remaja adalah masa transisi, dimana pada masa – masa seperti ini sering terjadi ketidakstabilan baik itu emosi maupun kejiwaan. Pada masa transisi ini juga remaja sedang mencari jati diri sebagai seorang remaja. Walaupun saat ini masih terdapat beragam interpretasi tentang definisi remaja, seperti definisi menurut BKKBN bahwa seseorang dikatakan remaja yaitu antara usia 14-20 tahun. selengkapnya
Jadi Wartawan, Siapa Takut

Sejak arah perpolitikan di negeri ini berubah 180 derajat, yang diawali dengan lahirnnya gerakan reformasi dengan lokomotif para mahasiswa, sejak itu pula posisi mediapun berubah dan secara otomatis gerak dan langkah para kuli tintapun mengikuti perubahan tersebut. Kalau kita menengok sejarah kebelakang dimasa kepemimpinan Soeharto profesi wartawan boleh dibilang posisi yang cukup beresiko terutama bagi para wartawan yang memegang teguh kode etik wartawan dan idealismenya, karena harus sering berbenturan dengan tirani penguasa yang sesukanya tanpa mengindahkan kondisi masyarakatnya. selengkapnya
Wednesday, May 31, 2006
KETIKA KETETAPAN ALLAH TERJADI

Tidak ada dalam sisi kehidupan ini yang pasti, karena kepastian hanya milik Allah SWT, yang maha kaya dan maha perkasa. Kekuatan manusia paling banter hanya sampai pada tingkat asumsi atau prediksi, mungkin inilah salah satu kelemahan mahluk yang bernama manusia dan harus disadari betul. Beberapa hari lalu kita dikejutkan oleh peristiwa yang sebelumnya tidak ada orang yang menyangka bahwa di
Pedih dan cukup mengagetkan memang peristiwa tersebut, tapi itulah fakta, dimana kepastian hanyalah milik Allah SWT. Padahal dua tahun yang lalu kita masih terngiang sebuah peristiwa yang boleh dikatakan kiamat kecil, Ketika itu Tsunami bosan bermain – main di laut, dia ingin ikut bermain dengan mahluk yang sering bertengkar dan sombong, yaitu manusia.Ribuan nyawa melayang, baik itu anak – anak, nenek – nenek, ibu – ibu, bapak – bapak ataupun para gadis dan pria.
Demikian juga yang terjadi di
Apapun namanya, yang jelas kita semua harus introspeksi diri kita masing – masing, apa yang sudah kita lakukan sebagai hamba Allah SWT, sudahkah kita menjalani hidup ini sesuai dengan aturan yang Allah tetapkan sebagai sang pencipta alam semesta beserta isinya..? andalah yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.
Untungnya kepedulian masyarakat kita masih ada,sehingga mereka yang tertimpa merasa bahwa dirinya masih memiliki saudara – saudara yang tidak dibatasi oleh letak geografis akan tetapi lebih daripada itu.Beberapa relawanpun berdatangan, ada yang menamakan posko peduli bencana (P2B) posko ini dimotori oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dimana partai ini merupakan satu – satunya partai yang paling aktif dan lebih cepat dari yang lainnya dalam soal kemanusiaan, dengan kemampuan jaringan yang dimilikinya partai ini sudah menurunkan 1000 relawan ke lokasi gempa, ada juga dari elemen mahasiswa seperti KAMMI, dengan gaya mereka sendiri, yakni turun kejalan sambil membawa kardus merekapun mengetuk pintu hati nurani para pengguna jalan,dan masih banyak lagi yang lainnya, semoga apa yang kita lakukan akan meringankan beban para korban dan amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT.
Tuesday, May 09, 2006
BERSYUKUR & BERHENTI SEJENAK

Setiap jengkal tanah yang kita injak, setiap udara baik itu pagi, siang ataupun malam yang kita hirup dan setiap air yang kita reguk untuk menuntaskan dahaga ketika kita merasa kehausan adalah sebuah nikmat dari Allah SWT yang sering kali kita sepelekan begitu saja, sehingga tanpa memberikan bekas ruhiyah apapun.
Ucapan rasa syukur sering kita ucapkan setiap kita memberikan kata sambutan ataupun mendapatkan sebuah rezeki, namun tidak sedikit manusia atau jangan – jangan kita termasuk golongan manusia yang aku maksud, yakni manusia yang hanya pandai beretorika dengan ucapan syukur namun tidak pernah masuk dalam hati kita, sehingga ucapan tersebut terasa hambar dan tidak membekas.Sederhana memang persoalannya, karena hanya mengucapkan syukur, namun akan tidak jadi sederhana manakala itu dianggap oleh sebagian manusia sebagai sesuatu hal yang biasa – biasa saja.
Allah SWT berfirman dalam suratnya yaitu “ Bersyukurlah kalian niscaya akan aku tambah nikmatmu” pernyataan tersebut tertuang dalam surat Ibrahim ayat 7 (kalau tidak salah, afwan lupa…).Lalu mungkin ada sebagian manusia yang merasa bahwa aku bersyukur kok nikmatku tidak tambah – tambah, kalau demikian yang terjadi berarti ada yang kurang beres dalam ungkapan rasa syukur kita, coba gali terus lebih detail dan lebih dalam apa yang terjadi sesungguhnya. Apakah kekurang ikhlasan kita atau kita hanya sekadar melafazkan saja tanpa maknawiyah apapun sehingga hambar.
Tidak mudah memang menjadi menusia yang bersyukur, sebab hati kita terkadang dihinggapi rasa sombong dan angkuh ataupun sering terlena dengan saking banyaknya kesibukan urusan dunia tanpa membuat rem dalam urusan akhirat. Kalau sudah demikian, maka yang harus kita lakukan adalah berhenti sejenak, demikian nasehat Abu Ridho. Berhenti untuk kembali mengisi tabung – tabung jiwa kita yang sering kita keluarkan untuk urusan dunia, berhenti sejenak untuk berfikir kembali dan evaluasi, sudah sejauhmana kaki kita melangkah dan berapa jauh lagi kehidupan kita akan berakhir, walaupun kita belum tahu pasti tapi paling tidak kita bisa mengira – ngira dengan rata – rata umur manusi sekarang.
Berhenti bukan berarti kita bermalas – malasan, berhenti bukan berarti kita menyerah atau berhenti bukan berarti kita kalah dan melarikan diri dari
Saturday, May 06, 2006
HIDUP ADALAH PILIHAN

Setiap detik setiap menit setiap jam setiap hari setiap minggu setiap bulan setiap tahun kita semua selalu dihadapkan pada pilihan –pilihan. Entah pilihan itu buruk ataupun baik. Aku tidak akan membicarakan soal pilihan itu buruk atau baik akan tetapi lebih kepada bagaimana kita membuat sebuah keputusan yang tepat di tengah – tengah pilihan yang kita hadapi.
Ais (mohon maaf lagi kalau ada yang namanya sama, padahal aku asa loh..) adalah seorang gadis yang menurut ukuran orang pada umumnya tergolong mahluk langka. Beberapa kelebihan yang dimilikinya tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Orang tuanya seorang pengusaha yang cukup kaya dan disegani oleh masyarakat karena kedermawanannya, akhlaknya dan gemar membantu orang yang sedang kesusahan, selain factor orang tuannya Ais sendiri memiliki kepribadian yang lembut dan supel serta pandai bergaul. Walaupun ia sendiri mengenakan jilbab gede atau istilah lainnya Jilbaber akan tetapi tidak lantas membuat dia jadi orang yang susah bergaul (tentunya masih dibatasi sar’I donk…..).
Pendidikan yang sampai dia meraih gelar Sarjana Ekonomi juga tidak membuat dia sukar berbicara dengan si mbok yang jualan jamu atau jadi enggan ngobrol dengan penjual sayur yang tiap hari lewat di depan rumahnya. Singat cerita, setelah sudah 3 bulan berhenti dari aktivitas kampusnya karena memang sudah selesai kuliah dengan nilai yang baik walaupun tidak mendapatkan cumaude orang tuanya mengajak ngobrol serius soal pernikahan. Sebetulnya periha itu sudah ditangkap oleh Ais sendiri dan awalnya dia menganggap biasa – biasa saja karena memang itu sesuai planning Ais sendiri (malkum selama di kampusnya dia mengikuti pelatihan manajemen diri sampai 4 kali) bahwa begitu selesai lulus S1 langkah selanjutnya adalah menikah baru melanjutkan ke S2.
Namun persoalannya jadi tidak sederhana, ketika sang ayah menyodorkan langsung 2 pria dan kedua – duanya Ais tahu, yang satu adalah temen kampus Cuma beda fakultas yang satunya lagi adalah tetangganya di sendiri yang baru menyelesaikan S1 dari Unila Lampung. Dengan langkah bimbang dan sedikit cemas Ais berkata kepada Ayahnya “ Bah, kalau Ais punya calon sendiri gimana…? Untung saja sang ayah adalah sosok ayah yang bijaksana, lau dipersilahknnya Ais untuk menyampaikan calon yang dimaksud. Kemudian Ais meminta 3 hari untuk memberi tahukan kepada ayahnya.
Sekelumit cerita di atas adalah salah satu kasus yang mungkin bias jadi terjadi pada diri kita, atau setidaknya mirip. Tapi sebetulnya secara subsatansial adalah sama yaitu “memilih”. Kata memilih memang cukup singkat namun kadang kita dibuat olehnya kedodoran dalam bertindak bahkan karena saking seringnya kita “dimainin” oleh “memilih” kita sering cidera dan celaka. Sebetulnya Islam sendiri sudah memberikan solusi yaitu dengan diperintahkannya shalat istikharoh.
Jadi pada akhirnya kita tetap harus memilih sebuah pilihan walaupun terkadang itu pahit dan tidak mengenakan, lalu juga kita harus menyadari dengan sepenuh hati dan ketulusan akan keterbatasan kita sebagai seorang manusia, maka dari itu kita harus istikharoh, memohon kepada Allah SWT agar dipilihkan jalan yang tepat yang akan menyelamatkan kita dari bencana dunia dan akhira. Wallahu’alam
Wednesday, May 03, 2006
Nikmat Tuhanmu yang manakah

Setelah aku baca dan merenungi Firman Allah SWT dalam
Mungkin kita semua tidak pernah mencoba merenungi setiap apa – apa yang ada disekitar kita, entah itu hewan, tumbuhan dan manusia itu sendiri. Atau jangan – jangan kita berfikiran itu hal biasa,jadi biarkan saja berlalu begitu saja. Setiap apa – apa yang ada disekiling kita tidak akan mampu kita maknai apapun kalau kita pandang biasa – biasa saja. Namun akan memberikan sebuah hentakan dan mengasah kecerdasan spiritual manakala setiap apa yang ada disekeliling kita, kita maknai bahwa dibalik itu ada sebuah kekuatan dan kekuasaan sang pencipta, yaitu Allah SWT.
Peristiwa alam yang sering kita lihat seharusnya mampu memberikan hati makin terpaut dengan kebesaran dan kegagahan Allah SWT. Langit yang tanpa tiang, namun bias berdiri tegak dan tidak pernah runtuh kecuali atas kehendakNya, bunga – bunga yang mampu menebarkan bau yang harum sehingga membuat gerakan tangan kita untuk memetik dan menciumnya, awan yang berkejar – kejaran lalu berubah menjadi air hujan dan dengan air hujan tersebut Allah tumbuhkan buah – buahan untuk kesejahteraan manusia. Subhanallah (maha suci Allah) yang telah menciptakan dunia dan isinya tanpa merasa berat.
Ketika kita melihat peristiwa demi peristiwa yang terjadi, lalu apakah masih kita punya alasan untuk tidak taat dan tidak bersyukur, kalau masih begitu berarti otak atau fikiran kita ada yang konslet dan harus segera disolder dengan mekanik keimanan dan sentuhan nur al qur’an.
Friday, April 28, 2006
Yang Lalu tuk Masa Depan

Jarum jam menunjukan pukul 24.00 WIB kurang 3 menit dini hari, seperti biasa aku masih ditemani setiaku ... temen yang tidak pernah protes, teman yang tidak pernah bosan dengan keluhanku, teman yang selama ini menjadi tempat curhatku. Buku dan Komputer,itulah 2 teman setiaku selama aku sedang berfikir dan memaknai arti sebuah kehidupan. mereka yang selama ini memberikan aku pemahaman, pengertian dan selalu tulus dalam memberikan sesuatu kepada saya, dia tak pernah meminta imbalan apapun terhadap saya, tidak seperti halnya benda hidup seperti manusia, yang terkadang cepat bosan dan tak “ikhlas” serta tak sungguh – sungguh dalam menemani kehidupan saya kecuali seseorang itu adalah istri (he…he, makanya buruan). Bicara istri terkadang ingin rasanya cepat memiliki istri tapi kadang – kadang juga hati ini ragu, apakah kelak istriku nanti mengerti betul tentang keinginan saya dalam menjalankan hidup ini, entahlah..? hanya Allah yang Maha Tahu.
Besok pagi – pagi aku harus sudah siap – siap, jam 8 aku ditunggu di depan tol Serang Timur menemani rombongan yang mau ke Baduy. Setelah itu aku harus menemui temenku yang juga membutuhkan bantuanku untuk mengecat tokonya. Sambil mendengarkan untain syair nasyid Brother, karena ada beberapa lagu yang memang aku suka banget, diantaranya nasyid yang menceritakan tentang masa muda. Seperti biasa setiap malam aku selalu merenungi tentang perjalanan hidupku, sejak aku sekolah di SMP sampai aku tinggal di Serang. Kenapa aku sering merenungi perjalanan hidupku..? dari proses perenungan ini aku mendapatkan spirit baru, bahwa perjalanan aku masih jauh..... jauh sekali.!. Sekali – kali aku mengingat memori waktu masih sekolah di SMP, ketika itu aku baru masuk sekolah dan ikut penataran P4, waktu itu aku dikelompokan dikelas 1E, konon kelas itu kelas kumpulan orang – orang yang pinter dan punya nilai NEM SD yang lumayan tinggi. Prasangka ini cukup beralasan memang, terbukti rengking 1 Se SMP direbut oleh temenku. Oelistina namanya, seorang gadis yang aku punya kenangan dengan beliau. Ceritanya begini, ketika Penataran P4 aku duduk di belakangnya dia, saat awal masuk dia ngajak kenalan, kenalanlah kita. Saat jam pulang selesai pulanglah saya, saat itu pulang sekolah aku langsung tidur, pada pukul 3 sore aku dibangunkan oleh ibu, Mas.. bangun ada temennya tuh ..! seru ibu, Siapa bu, laki atau perempuan.? tanyaku. Perempuan temen
Sejak saat itu aku jadi malu dan tidak ngobrol dengannya, entahlah, saat itu memang aku paling takut dan malu kalau harus menemani temen perempuan kecuali ramai – ramai. Aku ngga tahu yang dia sampai mau main ke rumahku, selain jauh juga belum kenal akrab.. atau mungkin biar lebih akrab kali.. entahlah..!. singkat cerita, kitapun pisah dari kelas 2 sampai kelas 3, sampai beliu melanjutkan studinya di STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistik) kuliah kedinasan di Jatinegara – Jakarta. Selain gratis juga dijamin lulus langsung kerja di dinas. Akupun kuliah di Serang – Banten, walaupun tadinya tida niat. Dua Tahun kuliah, aku teringat temenku itu, dengan rasa ingin menebus dosa saya ketika dia main ke rumahku kemudian aku tinggal pergi, aku memberanikan diri untuk silaturahim ke rumahnya. Tahun 2003 pas moment lebaran, mainlah aku ke rumahnya, tanpa dinyana, beliau masih kenal saya, dan menyambut baik, dan yang membuat aku senang dan bangga, beliau kini sudah mengenakan jilbab besar seperti halnya temen – temen aktivis dakwah. Karena aku juga aktif di gerakan dakwah, dalam batinku terbresit..”Ya Allah terima kasih Engkau telah memberikan kepada kami hidayah. Waktu itu kita ngobrol seputar aktivitas kuliah kita masing – masing, dia ceritakan aktivitasnya pengajian disalah satu gerakan di kampusnya, namun kemudian dia agak kurang sreg karena ada sesuatu, lalu kemudian beliau pindah ke gerakan Islam yang lain dan sampai sekarang. Bagi saya tidak menjadi masalah, yang penting kini dia sudah tampil beda dengan mengenakan jilbab panjang. Akupun sama menceritakan tentang aktivitasku di tanah rantau Banten, dan diapun tidak terlalu mempersoalkan aktivitas di Tarbiyah. Saat itu yang ada adalah rasa syukur karena kita berdua mendapat Hidayah dari Allah SWT, walaupun belum sempurna – sempurna banget. Singkat cerita, dia lulus langsung di pekerjakan di Jambi, maklum terikat dengan kedinasan, sebelum dia lulus, beliau sering sekali menasehati saya ” , kamu ini kok hidup dikejar – kejar waktu ” hati – hati loh (khas dengan logat jawanya) dengan kamu sendiri, jangan kaya lilin yang mampu menerangi tapi kamu sendiri meleleh ”. Sejak beliau kerja di Jambi, aku tak pernah kontak dengan beliau, mudah – mudahan Allah memberikan kesabaran terhadap beliau.
Wednesday, April 26, 2006
KENAPA BELUM MENIKAH

Rabu, 27 Robiul Awal 1427 H/
Gejolak seorang pemuda dan pemudi ketika sudah memasuki usia yang dewasa adalah keinginan ingin segera memiliki teman sejati, dimana teman sejati ini menjadi teman curhat yang setia sampai akhir hayat. Perasaan ini tidak bisa dianggap remeh atau kita sepelekan begitu saja. Suara hati ini terkadang sering mengganggu kita dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari – hari. Apatah lagi bagi seseorang yang memang dalam aktivitasnya selalu bersinggungan dengan lawan jenis. Mungkin bagi orang yang hobi berpacaran tidak menjadi sebuah persoalan karena bisa menumpahkan isi hatinya kepada seseorang yang kita taksir, namun bagi orang yang teguh memegang sebuah prinsip bahwa kita tidak diperkenankan untuk berkhalwat dengan lawan jenis sebelum orang itu berubah statusnya menjadi halal melalui pintu yang disebut menikah, maka akan menjadi pergolakan batin. Satu sisi menaruh hati pada seseorang namun disisi lain ada batasan dan peringatan Allah SWT dalam firmannya “ Janganlah kalian mendekati zina “ atau firman yang lainnya “tundukanlah pandangan dan peliharalah kemaluan kita serta berserah dirilah kepada Allah SWT, sesungguhnya Dia maha mengetahui dan maha pengampun.
Gejolak jiwa bagi seseorang yang masih sendiri akan semakin bergemuruh manakala teman sejawat atau teman sepermainan atau mungkin adik kita yang sudah mendahului kita. Beragam memang alasan seseorang kenapa dalam usia yang sudah dianggap cukup namun belum “berani” menikah, ada yang beralasan soal rezeki ada juga yang beralasan soal belum siapnya mental. Walaupun memang kedewasaan itu sendiri tidak dapat diukur hanya dengan bertambahnya usia, seperti kalimat dalam sebuah iklan “tua itu pasti,dewasa itu pilihan”.
Berbagai macam pagar betispun dibuat untuk menghindari pelampiasan gejolak jiwa tersebut, baik melalui aktualisasi diri, menambah ilmu dengan seringnya menghadiri seminar ataupun dialog soal pernikahan bahkan sampai seminar tentang membina rumah tangga. Rasulullah sendiri menganjurkan bagi seseorang yang memang sudah siap lahir dan batin wajib untuk menyegarakan pernikahan dan memberikan nasehat apabila belum mampu maka berpuasalah. Banyak kisah memang yang menceritakan tentang perjalanan seseorang sampai kepada jenjang pernikahan,ada yang membuat terharu sampai ada yang juga lucu. Seperti kisah ini mungkin deretan kisah – kisah soal pernikahan dari sekian cerita.
Fikri adalah seorang mahasiswa univeristas Lampung yang mengisahkan kepada saya tentang proses pernikahannya dengan seorang muslimah. Ketika beliau pulang dari Lampung dan ketemu dengan seseorang, lantas ditawari untuk menikah, seketika itu juga dengan spontanitas beliau langsung mengiyakan, ketika itu Fikri belum yakin betul karena memang "tembakan" itu begitu mendadak dan tidak ada niatan untuk meminang seseorang. Lalu dicarikanlah seorang muslimah dan menurut cerita, baru menemukan si muslimah tadi ba’da subuh setelah seharian penuh mondar – mandir mencari – cari. Singkat cerita khitbahpun jadi dan haripun sudah ada kepastian. Ketika waktunya tiba, yaitu bahwa sesuai rencana akad akan dimulai pukul 10.00 bertempat di rumah calon istri, namun Fikri bingung ketika melihat pakaiannya terutama celananya ternyata jeans semua, dan dia berfikir ngga mungkin aku melangsungkan akad dengan mengenakan jeans, seketika itu juga dia langsung pergi ke pusat perbelanjaan di Royal karena jaraknya dekat, anda tahu waktu itu adalah hari pas akadnya sekiar pukul 08.00 dia sudah menunggu di depan Borobudur padahal Borobudur buka sekitar pukul 09.00 WIB. Dengan hati was – was beliau dengan sabar menunggu Borobudur dibuka, sampai ketika petugas baru membuka pintu dia langsung lari masuk ke dalam dan langsung ambil celana serta baju kemeja.
Sementara itu rombongan keluarga Fikri sudah berangkat lebih awal, sampai pukul 11.30 fikripun belum muncul di tengah – tengah keramian akad nikah, baru sekitar pukul 12.00 dia muncul, sontak saja orang – orang pada beristighfar. Mungkin itu hanya sekelumit cerita dari banyak cerita soal pernikahan dan masih banyak kisah – kisah seputar pernikahan. Saya tidak akan menerangkan makna dibalik cerita tersebut, silahkan anda cerna sendiri. Kita kembali lagi kepada focus pembicaraan kita kali ini, yaitu menikah kok bingung
Pada akhirnya hanya keberanian dan kemauan serta pemahaman yang utuh tentang makna menikah itu sendiri yang mampu melewati rintangan dan mitos tersebut. Namun timbul pertanyaan lagi, lalu bagaimana caranya menumbuhkan ketiga hal tadi. Apabila kita ingin mendapatkan jawaban secara teoritis maka kita bisa dapatkan lewat buku dan saat ini banyak sekali buku – buku yang membahas soal pernikahan mulai dari pernikahan dini karangan Fauzul Adhim sampai buku yang berjudul izinkan aku meminangmu karangan Cahyadi Takariawan, disana akan kita temukan soal niat sampai pada acara resepsi pernikahan. Selain itu pula kita bisa dapatkan melalui seringnya mengikuti acara seminar ataupun artikel – artikel soal pernikahan. Akan tetapi jika jawaban yang kita inginkan lebih kepada praktisi maka bisa kita tanyakan kepada orang yang berkompeten, siapa dia..? mereka adalah orang –orang yang sudah lebih awal berumah tangga.
Berbicara soal pernikahan memang tidak cukup sampai disini, namun setidaknya menambah wahana dan wacana soal pernikahan walaupun saya yakin dengan seyakin – yakinya anda mesti lebih tahu soal tersebut. Insya Allah dilain kesempatan dan waktu kita akan kembali mendiskusikan soal pernikahan lebih dalam lagi.