Friday, December 01, 2006

Pernak-pernik Kehidupan

Ike Yeni Riyana, salah seorang teman lama saya waktu SMA sering melontarkan sebuah pernyataan kepada saya setiap ketemu ataupun melalui SMS, atau email. “Karnoto sekarang sudah sukses yah,?. Kata Yeyen, nama akrabnya. Pernyataan itu cukup mengganggu dalam alam bawah sadar saya. Dan biasanya langsung sayang tanggapi dengan kata singkat. “Sukses apanya nih,”tanya saya.selanjutnya


Darimanakah Muncul Ide ?

Dalam kehidupan sehari-hari kita disibukan dengan rutinitas yang terkadang sering menjebak kita pada rapuhnya daya pikir dan mrembesnya otak kita dalam kepenatan. Jangankan untuk menyerap ide, mengingat apa yang sudah kita lakukan pun terkadang sering kelupaan. Sisi lain kita masih menanggapi hal itu dengan suatu kewajaran, namun jika hal itu kita biarkan berlarut-larut maka akan mengancam kemampuan kita dalam menelurkan sebuah ide. Kondisi ini harus segera diantisipasi, agar kita tidak menjadi manusia jumud alias primitif.selanjutnya

Friday, November 17, 2006

Wapres Hadiri Haul Syeikh Nawawi

Ribuan warga yang memadati lokasi acara haul Syeikh Nawawi AlBantani yang ke 113 tampak terlihat di sepanjang jalan menuju ke panggung utama. Tampak pula ratusan aparat keamanan berjaga-jaga di pinggir jalan, bahkan pengamanan sudah terlihat sejak dari pintu tol Serang Timur. Keramaian itu menimbulkan kemacetan di sekitar lokasi. Kemacetan bertambah dengan banyaknya para pedagang yang mengais rezeki dengan memanfaatkan momen yang diadakan setahun sekali itu.selengkapnya

Saturday, November 04, 2006

Peran Sahabat Kita

Sekitar empat tahun yang lalu saya menghadiri sebuah acara pengajian yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di kampus saya. Awalnya saya tidak begitu mengistimewakan dan juga tidak merendahkan, jadi biasa-biasa saja. Namun menjelang penutupan, ada pernyataan dari narasumber yang sempat mengendap dalam alam pikiran saya, dan pernyataan itu hingga sekarang masih teringat dan sering saya ucapkan juga ketika saya berbicaradenganoranglain.selanjutnya

Liburan Di Pantai Bagedur

Beberapa hari yang lalu, tepatnya Sabtu (28/10) saya dan dua rekan saya mengunjungi sebuah kawasan pantai di daerah Banten Selatan, tepatnya di Pantai Bagedur, Malingping Kabupaten Lebak. Kami berangkat dari Serang, karena kami menggunakan kendaraan pribadi, maka, perjalanan yang semestinya ditempuh empat hingga lima jam, namun bisa kami pangkas sehingga hanya sekitar tiga jam perjalanan.selanjutnya

Sunday, October 15, 2006

Kemenangan Yang Terusik

Keceriaan Antinah, ibu beranak lima ini terpaksa harus tertahan di sela-sela ia melaksanakan ibadah puasa. Pasalnya ia harus mengalihkan perhatiannya kepada pintu gerbang Idul Fitri untuk mengikuti tradisi kebanyakan orang yang menggunakan pakaian baru, buat kue supaya tidak dikatakan ”ingkar” terhadap tradisi.selanjutnya

Sunday, September 10, 2006

SAWARNA, WISATA YANG MERANA

Sepanjang jalan menuju desa itu akan terlihat barisan pohon jati yang rapih, di belakang barisan pohon jati terlihat birunya laut karena terkena pantulan dari langit. Desa itu terlihat masih asri dan alami, inilah mungkin yang memancing para pemburu ketenangan atau wisatawan rela menginap sampai satu minggu bahkan sampai satu bulan. “ Pernah ada wisatawan dari Belanda menginap di rumah penduduk sampai satu bulan.” Terang Mustofa, pemuda desa Sawarna yang juga menjadi guide.
Udara di desa Sawarna masih sangat alami, kesejukannya terasa oleh kami Tim Jelajah Banten ketika pagi – pagi berjalan santai di pinggiran jalan. “ Udaranya dingin, namun terasa beda dengan udara di kota.” Terang Arif, salah satu tim jelajah Banten. Setelah semalam bergadang dengan seorang kyai yang sedang merintis pesantren salafiah, pagi – pagi kami beranjak untuk melihat – lihat suasan pantai yang sering dijadikan shurving para wisatawan, terutama wisatawan asing. selengkapnya

Saturday, September 09, 2006

MARISSA CAWAGUB BANTEN (1)


Telah datang lelaki pilihan
Telah datang perempuan pilihan
Dialah Kang Zul dan Marissa
Dialah pemimpin Kita

Bait syair itu masih terdengar nyaring ditengah keheningan malam. Tampak terlihat Bobby sedang memeriksa list tugas sambil menggaruk – garuk rambutnya yang putih. “Spanduk sudah, menghubungi calon sudah, mobil sound sudah,” ujar Bobby dengan nada lirih.
Tiba – tiba Ismail datang dari arah luar sambil berkata, Akh, jangan lupa buat slayer sama bendera kecil. “Slayer itu nantinya untuk ciri panitia, kalau bendera kecil buat peserta yang jalan kaki sekaligus dibagikan ke pengguna jalan,” kata Ismail meyakinkan. Terlihat pula beberapa orang sedang berjaga – jaga di luar, mereka adalah tim kepanduan yang ditugaskan untuk berjaga – jaga.
Tak terasa jarum jam sudah berada di angka tiga, terlihat beberapa panitia sudah tersungkur, karena tidak kuat menahan kantuk. Selang beberapa menit semua panitia yang lain pun ikut tersungkur, hingga yang tersisa para kepanduan yang bertugas menjaga keamanan.selengkapnya

Thursday, July 13, 2006

QUO VADIS REMAJA


Generasi masa depan dalam terminologi Ilmu Psikologi Perkembangan Jiwa dikenal dengan istilah Remaja. Masa Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak – anak dan masa masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun (satumedia.com). Pada masa peralihan inilah, generasi muda (baca: remaja) sering terjebak pada impian semu. Kalau kita perhatikan bersama tentang fenomena remaja, maka disana akan kita temukan beberapa kasus yang sifatnya ”latah”, ini terjadi karena karakter remaja itu sendiri yang cenderung ingin meniru dari apa – apa yang dia lihat dan dia dengar, karena memang mereka sedang mencari jatidiri, siapa diri mereka yang sebenarnya. Proses pencarian jatidiri inilah yang membuat mereka menjadi berani dan mau tampil ”beda” dengan masyarakat pada umumnya. selengkapnya


Thursday, July 06, 2006

UAN & INDUSTRIALISASI PENDIDIKAN

Tahun 2006 kali ini dunia pendidikan Indonesia diramaikan dengan adanya masalah Ujian Akhir Nasional (UAN) mulai dari proses penyelenggaran sampai kepada tahap akhir atau finishing. selanjutnya

Friday, June 16, 2006

Aku dan temen - temen pengurus KAMMI Daerah Banten menjelang akhir kepengurusan, melepas lelah di Pantai Anyer, Banten. lihat yang lain

Saturday, June 10, 2006

PROBLEMATIKA REMAJA

Masa remaja adalah masa transisi, dimana pada masa – masa seperti ini sering terjadi ketidakstabilan baik itu emosi maupun kejiwaan. Pada masa transisi ini juga remaja sedang mencari jati diri sebagai seorang remaja. Walaupun saat ini masih terdapat beragam interpretasi tentang definisi remaja, seperti definisi menurut BKKBN bahwa seseorang dikatakan remaja yaitu antara usia 14-20 tahun. selengkapnya

Jadi Wartawan, Siapa Takut

Sejak arah perpolitikan di negeri ini berubah 180 derajat, yang diawali dengan lahirnnya gerakan reformasi dengan lokomotif para mahasiswa, sejak itu pula posisi mediapun berubah dan secara otomatis gerak dan langkah para kuli tintapun mengikuti perubahan tersebut. Kalau kita menengok sejarah kebelakang dimasa kepemimpinan Soeharto profesi wartawan boleh dibilang posisi yang cukup beresiko terutama bagi para wartawan yang memegang teguh kode etik wartawan dan idealismenya, karena harus sering berbenturan dengan tirani penguasa yang sesukanya tanpa mengindahkan kondisi masyarakatnya. selengkapnya

Wednesday, May 31, 2006

KETIKA KETETAPAN ALLAH TERJADI

Tidak ada dalam sisi kehidupan ini yang pasti, karena kepastian hanya milik Allah SWT, yang maha kaya dan maha perkasa. Kekuatan manusia paling banter hanya sampai pada tingkat asumsi atau prediksi, mungkin inilah salah satu kelemahan mahluk yang bernama manusia dan harus disadari betul. Beberapa hari lalu kita dikejutkan oleh peristiwa yang sebelumnya tidak ada orang yang menyangka bahwa di kota gudeg dan jawa tengah akan terjadi gempa bumi, karena memang sebelumnya pandangan masyarakat tertuju pada gunung Merapi yang sudah berstatus “awas”.

Pedih dan cukup mengagetkan memang peristiwa tersebut, tapi itulah fakta, dimana kepastian hanyalah milik Allah SWT. Padahal dua tahun yang lalu kita masih terngiang sebuah peristiwa yang boleh dikatakan kiamat kecil, Ketika itu Tsunami bosan bermain – main di laut, dia ingin ikut bermain dengan mahluk yang sering bertengkar dan sombong, yaitu manusia.Ribuan nyawa melayang, baik itu anak – anak, nenek – nenek, ibu – ibu, bapak – bapak ataupun para gadis dan pria.

Demikian juga yang terjadi di Yogyakarta dan sebagian jawa tengah, sampai tulisan ini dibuat (1 juni 2006) menurut beberapa media, seperti metro TV, antv dan lainnya korban meninggal sudah mencapai 5.700 lebih jiwa. Pasca gempa mulailah orang ramai – ramai untuk mewujudkan kepeduliannya terhadap bencana tersebut, dari smp sampai partai, dari bermodalkan kardus sampai lobi tingkat elitpun dilakukan.

Ada apa dibalik peristiwa tersebut…? Beragam pernyataanpun muncul, ada yang mengatakan bahwa ini adalah tanda – tanda kiamat, ada juga yang sampai kepada mistik, konon ceritanya Ratu Nyi roro kidul marah karena masyarakat jogja sudah berani melanggar aturan nyi roro kidul. Boleh saja mereka berasumsi macam – macam, tapi seyogyanya kita sebagai ummat muslim, tentunya menyadari betul akan ketetapan Allah, dimana dalam hidup ini ada ujian, cobaan, musibah dan adzab. Lalu, kitapun bertanya, masuk kategori manakah bencana di Yogya..? wallahu’alam.

Apapun namanya, yang jelas kita semua harus introspeksi diri kita masing – masing, apa yang sudah kita lakukan sebagai hamba Allah SWT, sudahkah kita menjalani hidup ini sesuai dengan aturan yang Allah tetapkan sebagai sang pencipta alam semesta beserta isinya..? andalah yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.

Untungnya kepedulian masyarakat kita masih ada,sehingga mereka yang tertimpa merasa bahwa dirinya masih memiliki saudara – saudara yang tidak dibatasi oleh letak geografis akan tetapi lebih daripada itu.Beberapa relawanpun berdatangan, ada yang menamakan posko peduli bencana (P2B) posko ini dimotori oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dimana partai ini merupakan satu – satunya partai yang paling aktif dan lebih cepat dari yang lainnya dalam soal kemanusiaan, dengan kemampuan jaringan yang dimilikinya partai ini sudah menurunkan 1000 relawan ke lokasi gempa, ada juga dari elemen mahasiswa seperti KAMMI, dengan gaya mereka sendiri, yakni turun kejalan sambil membawa kardus merekapun mengetuk pintu hati nurani para pengguna jalan,dan masih banyak lagi yang lainnya, semoga apa yang kita lakukan akan meringankan beban para korban dan amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT.

Tuesday, May 09, 2006

BERSYUKUR & BERHENTI SEJENAK

Setiap jengkal tanah yang kita injak, setiap udara baik itu pagi, siang ataupun malam yang kita hirup dan setiap air yang kita reguk untuk menuntaskan dahaga ketika kita merasa kehausan adalah sebuah nikmat dari Allah SWT yang sering kali kita sepelekan begitu saja, sehingga tanpa memberikan bekas ruhiyah apapun.

Ucapan rasa syukur sering kita ucapkan setiap kita memberikan kata sambutan ataupun mendapatkan sebuah rezeki, namun tidak sedikit manusia atau jangan – jangan kita termasuk golongan manusia yang aku maksud, yakni manusia yang hanya pandai beretorika dengan ucapan syukur namun tidak pernah masuk dalam hati kita, sehingga ucapan tersebut terasa hambar dan tidak membekas.Sederhana memang persoalannya, karena hanya mengucapkan syukur, namun akan tidak jadi sederhana manakala itu dianggap oleh sebagian manusia sebagai sesuatu hal yang biasa – biasa saja.

Allah SWT berfirman dalam suratnya yaitu “ Bersyukurlah kalian niscaya akan aku tambah nikmatmu” pernyataan tersebut tertuang dalam surat Ibrahim ayat 7 (kalau tidak salah, afwan lupa…).Lalu mungkin ada sebagian manusia yang merasa bahwa aku bersyukur kok nikmatku tidak tambah – tambah, kalau demikian yang terjadi berarti ada yang kurang beres dalam ungkapan rasa syukur kita, coba gali terus lebih detail dan lebih dalam apa yang terjadi sesungguhnya. Apakah kekurang ikhlasan kita atau kita hanya sekadar melafazkan saja tanpa maknawiyah apapun sehingga hambar.

Tidak mudah memang menjadi menusia yang bersyukur, sebab hati kita terkadang dihinggapi rasa sombong dan angkuh ataupun sering terlena dengan saking banyaknya kesibukan urusan dunia tanpa membuat rem dalam urusan akhirat. Kalau sudah demikian, maka yang harus kita lakukan adalah berhenti sejenak, demikian nasehat Abu Ridho. Berhenti untuk kembali mengisi tabung – tabung jiwa kita yang sering kita keluarkan untuk urusan dunia, berhenti sejenak untuk berfikir kembali dan evaluasi, sudah sejauhmana kaki kita melangkah dan berapa jauh lagi kehidupan kita akan berakhir, walaupun kita belum tahu pasti tapi paling tidak kita bisa mengira – ngira dengan rata – rata umur manusi sekarang.

Berhenti bukan berarti kita bermalas – malasan, berhenti bukan berarti kita menyerah atau berhenti bukan berarti kita kalah dan melarikan diri dari medan pertempuran, tidak, sama sekali tidak. Ketika kita berhenti sejenak berarti kita telah melakukan upaya keadilan terhadap diri kita, letak keadilannya adalah kita memberikan ruang istirahat pada fisik dan fikiran kita, supaya mendapatkan energi yang lebih bagus kembali. Berhenti juga termasuk ujud sara syukur kita terhadap Allah SWT atas kenikmatan fisik yang telah diberikanNya. Akhirnya marilah kita untuk senantiasa untuk bersyukur dan mengevaluasi diri kita dengan cara melakuakn pemberhentian sejenak. Tapi ingat berhentinya seorang aktivis bukan berarti berhenti berfikir atau istirahat yang berkelamaan sehingga membuat kita terlena berhenti selamanya. Semoga Allah SWT selalu memberikan kepada kita jiwa – jiwa muda penegak tahuid, pejuang panji kebenaran kekuatan dan kemampuan untuk bersikap adil terhadap diri kita, amin yaa rabbal alamin.

Saturday, May 06, 2006

HIDUP ADALAH PILIHAN

Setiap detik setiap menit setiap jam setiap hari setiap minggu setiap bulan setiap tahun kita semua selalu dihadapkan pada pilihan –pilihan. Entah pilihan itu buruk ataupun baik. Aku tidak akan membicarakan soal pilihan itu buruk atau baik akan tetapi lebih kepada bagaimana kita membuat sebuah keputusan yang tepat di tengah – tengah pilihan yang kita hadapi. Ada sebuah kisah, mohon maaf karena aku lebih banyak diskusi dan mendapatkan kisa – kisah pernikahan, jadi kisah yang akan aku ceritakanpun tidak lepas dari perihal tersebut (maklum aku sendiri belum nikah, itung – itung belajar… he.he…).

Ais (mohon maaf lagi kalau ada yang namanya sama, padahal aku asa loh..) adalah seorang gadis yang menurut ukuran orang pada umumnya tergolong mahluk langka. Beberapa kelebihan yang dimilikinya tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Orang tuanya seorang pengusaha yang cukup kaya dan disegani oleh masyarakat karena kedermawanannya, akhlaknya dan gemar membantu orang yang sedang kesusahan, selain factor orang tuannya Ais sendiri memiliki kepribadian yang lembut dan supel serta pandai bergaul. Walaupun ia sendiri mengenakan jilbab gede atau istilah lainnya Jilbaber akan tetapi tidak lantas membuat dia jadi orang yang susah bergaul (tentunya masih dibatasi sar’I donk…..).

Pendidikan yang sampai dia meraih gelar Sarjana Ekonomi juga tidak membuat dia sukar berbicara dengan si mbok yang jualan jamu atau jadi enggan ngobrol dengan penjual sayur yang tiap hari lewat di depan rumahnya. Singat cerita, setelah sudah 3 bulan berhenti dari aktivitas kampusnya karena memang sudah selesai kuliah dengan nilai yang baik walaupun tidak mendapatkan cumaude orang tuanya mengajak ngobrol serius soal pernikahan. Sebetulnya periha itu sudah ditangkap oleh Ais sendiri dan awalnya dia menganggap biasa – biasa saja karena memang itu sesuai planning Ais sendiri (malkum selama di kampusnya dia mengikuti pelatihan manajemen diri sampai 4 kali) bahwa begitu selesai lulus S1 langkah selanjutnya adalah menikah baru melanjutkan ke S2.

Namun persoalannya jadi tidak sederhana, ketika sang ayah menyodorkan langsung 2 pria dan kedua – duanya Ais tahu, yang satu adalah temen kampus Cuma beda fakultas yang satunya lagi adalah tetangganya di sendiri yang baru menyelesaikan S1 dari Unila Lampung. Dengan langkah bimbang dan sedikit cemas Ais berkata kepada Ayahnya “ Bah, kalau Ais punya calon sendiri gimana…? Untung saja sang ayah adalah sosok ayah yang bijaksana, lau dipersilahknnya Ais untuk menyampaikan calon yang dimaksud. Kemudian Ais meminta 3 hari untuk memberi tahukan kepada ayahnya.

Sekelumit cerita di atas adalah salah satu kasus yang mungkin bias jadi terjadi pada diri kita, atau setidaknya mirip. Tapi sebetulnya secara subsatansial adalah sama yaitu “memilih”. Kata memilih memang cukup singkat namun kadang kita dibuat olehnya kedodoran dalam bertindak bahkan karena saking seringnya kita “dimainin” oleh “memilih” kita sering cidera dan celaka. Sebetulnya Islam sendiri sudah memberikan solusi yaitu dengan diperintahkannya shalat istikharoh.

Jadi pada akhirnya kita tetap harus memilih sebuah pilihan walaupun terkadang itu pahit dan tidak mengenakan, lalu juga kita harus menyadari dengan sepenuh hati dan ketulusan akan keterbatasan kita sebagai seorang manusia, maka dari itu kita harus istikharoh, memohon kepada Allah SWT agar dipilihkan jalan yang tepat yang akan menyelamatkan kita dari bencana dunia dan akhira. Wallahu’alam

Wednesday, May 03, 2006

Nikmat Tuhanmu yang manakah

Setelah aku baca dan merenungi Firman Allah SWT dalam surat Ar – Rahman, dimana disana dikatakan berulang – ulang “ nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan”. Seolah – olah disana Allah ingin menegaskan kepada manusia, kalau mungkin dibahasakan dengan bahasa kita kurang lebih berbunyi begini “ he manusia, kalian kan sudah aku berikan nikmat, baik itu kesempurnaanku menciptakanmu kemudian aku juga telah buatkan ala ini yang terdiri dari banyak ragam, ada bunga, air, gunung, pemandangan, hewan, lalu kenapa engkau tidak mau bersyukur dan taat padaKu.

Mungkin kita semua tidak pernah mencoba merenungi setiap apa – apa yang ada disekitar kita, entah itu hewan, tumbuhan dan manusia itu sendiri. Atau jangan – jangan kita berfikiran itu hal biasa,jadi biarkan saja berlalu begitu saja. Setiap apa – apa yang ada disekiling kita tidak akan mampu kita maknai apapun kalau kita pandang biasa – biasa saja. Namun akan memberikan sebuah hentakan dan mengasah kecerdasan spiritual manakala setiap apa yang ada disekeliling kita, kita maknai bahwa dibalik itu ada sebuah kekuatan dan kekuasaan sang pencipta, yaitu Allah SWT.

Peristiwa alam yang sering kita lihat seharusnya mampu memberikan hati makin terpaut dengan kebesaran dan kegagahan Allah SWT. Langit yang tanpa tiang, namun bias berdiri tegak dan tidak pernah runtuh kecuali atas kehendakNya, bunga – bunga yang mampu menebarkan bau yang harum sehingga membuat gerakan tangan kita untuk memetik dan menciumnya, awan yang berkejar – kejaran lalu berubah menjadi air hujan dan dengan air hujan tersebut Allah tumbuhkan buah – buahan untuk kesejahteraan manusia. Subhanallah (maha suci Allah) yang telah menciptakan dunia dan isinya tanpa merasa berat.

Ketika kita melihat peristiwa demi peristiwa yang terjadi, lalu apakah masih kita punya alasan untuk tidak taat dan tidak bersyukur, kalau masih begitu berarti otak atau fikiran kita ada yang konslet dan harus segera disolder dengan mekanik keimanan dan sentuhan nur al qur’an.

Friday, April 28, 2006

Yang Lalu tuk Masa Depan

Jarum jam menunjukan pukul 24.00 WIB kurang 3 menit dini hari, seperti biasa aku masih ditemani setiaku ... temen yang tidak pernah protes, teman yang tidak pernah bosan dengan keluhanku, teman yang selama ini menjadi tempat curhatku. Buku dan Komputer,itulah 2 teman setiaku selama aku sedang berfikir dan memaknai arti sebuah kehidupan. mereka yang selama ini memberikan aku pemahaman, pengertian dan selalu tulus dalam memberikan sesuatu kepada saya, dia tak pernah meminta imbalan apapun terhadap saya, tidak seperti halnya benda hidup seperti manusia, yang terkadang cepat bosan dan tak “ikhlas” serta tak sungguh – sungguh dalam menemani kehidupan saya kecuali seseorang itu adalah istri (he…he, makanya buruan). Bicara istri terkadang ingin rasanya cepat memiliki istri tapi kadang – kadang juga hati ini ragu, apakah kelak istriku nanti mengerti betul tentang keinginan saya dalam menjalankan hidup ini, entahlah..? hanya Allah yang Maha Tahu.

Besok pagi – pagi aku harus sudah siap – siap, jam 8 aku ditunggu di depan tol Serang Timur menemani rombongan yang mau ke Baduy. Setelah itu aku harus menemui temenku yang juga membutuhkan bantuanku untuk mengecat tokonya. Sambil mendengarkan untain syair nasyid Brother, karena ada beberapa lagu yang memang aku suka banget, diantaranya nasyid yang menceritakan tentang masa muda. Seperti biasa setiap malam aku selalu merenungi tentang perjalanan hidupku, sejak aku sekolah di SMP sampai aku tinggal di Serang. Kenapa aku sering merenungi perjalanan hidupku..? dari proses perenungan ini aku mendapatkan spirit baru, bahwa perjalanan aku masih jauh..... jauh sekali.!. Sekali – kali aku mengingat memori waktu masih sekolah di SMP, ketika itu aku baru masuk sekolah dan ikut penataran P4, waktu itu aku dikelompokan dikelas 1E, konon kelas itu kelas kumpulan orang – orang yang pinter dan punya nilai NEM SD yang lumayan tinggi. Prasangka ini cukup beralasan memang, terbukti rengking 1 Se SMP direbut oleh temenku. Oelistina namanya, seorang gadis yang aku punya kenangan dengan beliau. Ceritanya begini, ketika Penataran P4 aku duduk di belakangnya dia, saat awal masuk dia ngajak kenalan, kenalanlah kita. Saat jam pulang selesai pulanglah saya, saat itu pulang sekolah aku langsung tidur, pada pukul 3 sore aku dibangunkan oleh ibu, Mas.. bangun ada temennya tuh ..! seru ibu, Siapa bu, laki atau perempuan.? tanyaku. Perempuan temen SMP.. jawab Ibuku. Seketika itupula aku terperanjat. temen yang mana yah... aku betul – betul tidak menyangka kalau yang kerumah adalah Oelistina, coba bayangkan jarak dari rumah dia ke rumahku 7 KM, dan dia pakai sepeda lagi. Saat itu aku bingung, malu dan ngga pede, akhirnya aku minta tolong ke Ibu, tolong sampaikan aku ngga ada gitu....? dan aku langsung pergi Ibuku bingung.. ini gimana ada yang main kok malah pergi.

Sejak saat itu aku jadi malu dan tidak ngobrol dengannya, entahlah, saat itu memang aku paling takut dan malu kalau harus menemani temen perempuan kecuali ramai – ramai. Aku ngga tahu yang dia sampai mau main ke rumahku, selain jauh juga belum kenal akrab.. atau mungkin biar lebih akrab kali.. entahlah..!. singkat cerita, kitapun pisah dari kelas 2 sampai kelas 3, sampai beliu melanjutkan studinya di STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistik) kuliah kedinasan di Jatinegara – Jakarta. Selain gratis juga dijamin lulus langsung kerja di dinas. Akupun kuliah di Serang – Banten, walaupun tadinya tida niat. Dua Tahun kuliah, aku teringat temenku itu, dengan rasa ingin menebus dosa saya ketika dia main ke rumahku kemudian aku tinggal pergi, aku memberanikan diri untuk silaturahim ke rumahnya. Tahun 2003 pas moment lebaran, mainlah aku ke rumahnya, tanpa dinyana, beliau masih kenal saya, dan menyambut baik, dan yang membuat aku senang dan bangga, beliau kini sudah mengenakan jilbab besar seperti halnya temen – temen aktivis dakwah. Karena aku juga aktif di gerakan dakwah, dalam batinku terbresit..”Ya Allah terima kasih Engkau telah memberikan kepada kami hidayah. Waktu itu kita ngobrol seputar aktivitas kuliah kita masing – masing, dia ceritakan aktivitasnya pengajian disalah satu gerakan di kampusnya, namun kemudian dia agak kurang sreg karena ada sesuatu, lalu kemudian beliau pindah ke gerakan Islam yang lain dan sampai sekarang. Bagi saya tidak menjadi masalah, yang penting kini dia sudah tampil beda dengan mengenakan jilbab panjang. Akupun sama menceritakan tentang aktivitasku di tanah rantau Banten, dan diapun tidak terlalu mempersoalkan aktivitas di Tarbiyah. Saat itu yang ada adalah rasa syukur karena kita berdua mendapat Hidayah dari Allah SWT, walaupun belum sempurna – sempurna banget. Singkat cerita, dia lulus langsung di pekerjakan di Jambi, maklum terikat dengan kedinasan, sebelum dia lulus, beliau sering sekali menasehati saya ” , kamu ini kok hidup dikejar – kejar waktu ” hati – hati loh (khas dengan logat jawanya) dengan kamu sendiri, jangan kaya lilin yang mampu menerangi tapi kamu sendiri meleleh ”. Sejak beliau kerja di Jambi, aku tak pernah kontak dengan beliau, mudah – mudahan Allah memberikan kesabaran terhadap beliau.

Wednesday, April 26, 2006

KENAPA BELUM MENIKAH

Rabu, 27 Robiul Awal 1427 H/26 April 2006

Gejolak seorang pemuda dan pemudi ketika sudah memasuki usia yang dewasa adalah keinginan ingin segera memiliki teman sejati, dimana teman sejati ini menjadi teman curhat yang setia sampai akhir hayat. Perasaan ini tidak bisa dianggap remeh atau kita sepelekan begitu saja. Suara hati ini terkadang sering mengganggu kita dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari – hari. Apatah lagi bagi seseorang yang memang dalam aktivitasnya selalu bersinggungan dengan lawan jenis. Mungkin bagi orang yang hobi berpacaran tidak menjadi sebuah persoalan karena bisa menumpahkan isi hatinya kepada seseorang yang kita taksir, namun bagi orang yang teguh memegang sebuah prinsip bahwa kita tidak diperkenankan untuk berkhalwat dengan lawan jenis sebelum orang itu berubah statusnya menjadi halal melalui pintu yang disebut menikah, maka akan menjadi pergolakan batin. Satu sisi menaruh hati pada seseorang namun disisi lain ada batasan dan peringatan Allah SWT dalam firmannya “ Janganlah kalian mendekati zina “ atau firman yang lainnya “tundukanlah pandangan dan peliharalah kemaluan kita serta berserah dirilah kepada Allah SWT, sesungguhnya Dia maha mengetahui dan maha pengampun.

Gejolak jiwa bagi seseorang yang masih sendiri akan semakin bergemuruh manakala teman sejawat atau teman sepermainan atau mungkin adik kita yang sudah mendahului kita. Beragam memang alasan seseorang kenapa dalam usia yang sudah dianggap cukup namun belum “berani” menikah, ada yang beralasan soal rezeki ada juga yang beralasan soal belum siapnya mental. Walaupun memang kedewasaan itu sendiri tidak dapat diukur hanya dengan bertambahnya usia, seperti kalimat dalam sebuah iklan “tua itu pasti,dewasa itu pilihan”.

Berbagai macam pagar betispun dibuat untuk menghindari pelampiasan gejolak jiwa tersebut, baik melalui aktualisasi diri, menambah ilmu dengan seringnya menghadiri seminar ataupun dialog soal pernikahan bahkan sampai seminar tentang membina rumah tangga. Rasulullah sendiri menganjurkan bagi seseorang yang memang sudah siap lahir dan batin wajib untuk menyegarakan pernikahan dan memberikan nasehat apabila belum mampu maka berpuasalah. Banyak kisah memang yang menceritakan tentang perjalanan seseorang sampai kepada jenjang pernikahan,ada yang membuat terharu sampai ada yang juga lucu. Seperti kisah ini mungkin deretan kisah – kisah soal pernikahan dari sekian cerita.

Fikri adalah seorang mahasiswa univeristas Lampung yang mengisahkan kepada saya tentang proses pernikahannya dengan seorang muslimah. Ketika beliau pulang dari Lampung dan ketemu dengan seseorang, lantas ditawari untuk menikah, seketika itu juga dengan spontanitas beliau langsung mengiyakan, ketika itu Fikri belum yakin betul karena memang "tembakan" itu begitu mendadak dan tidak ada niatan untuk meminang seseorang. Lalu dicarikanlah seorang muslimah dan menurut cerita, baru menemukan si muslimah tadi ba’da subuh setelah seharian penuh mondar – mandir mencari – cari. Singkat cerita khitbahpun jadi dan haripun sudah ada kepastian. Ketika waktunya tiba, yaitu bahwa sesuai rencana akad akan dimulai pukul 10.00 bertempat di rumah calon istri, namun Fikri bingung ketika melihat pakaiannya terutama celananya ternyata jeans semua, dan dia berfikir ngga mungkin aku melangsungkan akad dengan mengenakan jeans, seketika itu juga dia langsung pergi ke pusat perbelanjaan di Royal karena jaraknya dekat, anda tahu waktu itu adalah hari pas akadnya sekiar pukul 08.00 dia sudah menunggu di depan Borobudur padahal Borobudur buka sekitar pukul 09.00 WIB. Dengan hati was – was beliau dengan sabar menunggu Borobudur dibuka, sampai ketika petugas baru membuka pintu dia langsung lari masuk ke dalam dan langsung ambil celana serta baju kemeja.

Sementara itu rombongan keluarga Fikri sudah berangkat lebih awal, sampai pukul 11.30 fikripun belum muncul di tengah – tengah keramian akad nikah, baru sekitar pukul 12.00 dia muncul, sontak saja orang – orang pada beristighfar. Mungkin itu hanya sekelumit cerita dari banyak cerita soal pernikahan dan masih banyak kisah – kisah seputar pernikahan. Saya tidak akan menerangkan makna dibalik cerita tersebut, silahkan anda cerna sendiri. Kita kembali lagi kepada focus pembicaraan kita kali ini, yaitu menikah kok bingung

Setidaknya ada beberapa alasan kenapa seseorang menunda masa lajangnya, pertama karena alasan pekerjaan, umumnya ini menjadi senjata pamungkas bagi kaum laki – laki, argumentasinya adalah bahwa seorang laki – laki haruslah memenuhi kewajibannya salah satunya adalah soal penghidupan materi, dan siapa sih perempuan yang mau menikah dengan seorang laki – laki yang belum jelas penghasilannya…? demikian ungkapan dalam setiap gurauan yang sering kita dengar, Kedua, belum siap lahir atau batin, alasan ini umumnya didominasi oleh kaum hawa, karena mungkin bayangan yang ada dibenaknya bahwa menjadi ibu itu tidaklah muda walaupun sebetulnya tahu juga walaupun sulit tapi bukan berarti tidak bisa. Masalah ketiga biasanya pada orang tua, dimana orang tua menginginkan agar anaknya lulus terlebih dahulu atau yang sudah lulus menginginkan agar anaknya bekerja terlebih dahulu.

Pada akhirnya hanya keberanian dan kemauan serta pemahaman yang utuh tentang makna menikah itu sendiri yang mampu melewati rintangan dan mitos tersebut. Namun timbul pertanyaan lagi, lalu bagaimana caranya menumbuhkan ketiga hal tadi. Apabila kita ingin mendapatkan jawaban secara teoritis maka kita bisa dapatkan lewat buku dan saat ini banyak sekali buku – buku yang membahas soal pernikahan mulai dari pernikahan dini karangan Fauzul Adhim sampai buku yang berjudul izinkan aku meminangmu karangan Cahyadi Takariawan, disana akan kita temukan soal niat sampai pada acara resepsi pernikahan. Selain itu pula kita bisa dapatkan melalui seringnya mengikuti acara seminar ataupun artikel – artikel soal pernikahan. Akan tetapi jika jawaban yang kita inginkan lebih kepada praktisi maka bisa kita tanyakan kepada orang yang berkompeten, siapa dia..? mereka adalah orang –orang yang sudah lebih awal berumah tangga.

Berbicara soal pernikahan memang tidak cukup sampai disini, namun setidaknya menambah wahana dan wacana soal pernikahan walaupun saya yakin dengan seyakin – yakinya anda mesti lebih tahu soal tersebut. Insya Allah dilain kesempatan dan waktu kita akan kembali mendiskusikan soal pernikahan lebih dalam lagi.

Tuesday, April 25, 2006

LINTASAN FIKIRAN

Rabu, 26 April 2006

Jangan biarkan lintasan keputusasaan menylinap didalam relung hati kita apalagi sampai bersemayam didalam hati sanubari kita, sebab kalau lintasan tersebut sampai menyelinap bahkan kita biarakan bersemayan maka kita akan dibuat olehnya menjadi manusia yang kerdil. Proses kebiasaan seseorang semua bermula dari lewatnya sebuah lintasan yang masuk kemudian kita endap dalam otak kita lalu menjelma menjadi sebuah ide atau gagasan sampai kepada bentuk gerak fisik, kalau gerakan fisik tersebut kita lakukan terus berulang – ulang maka akan menjadi suatu kebiasaan dan kebiasaan tersebut akan menjadi sebuah karakter, demikian nasehat dari Ibnu Qoyim Al Jauziah dalam bukunya Taman – taman orang jatuh cinta.

Hidup kita tidak bisa lepas dari adanya lintasan – lintasan tersebut, entah lintasan itu buruk atau baik, dosa atau pahala. Persoalannya adalah bukan dilintasan itu akan tetapi user atau manusia itu sendiri, sampai sejauhmana mampu menstop lintasan buruk dan sejauhmana mengembangkan lintasan yang baik. Setiap manusia diberikan oleh Allah SWT dua potensi yaitu potensi kebaikan dan keburukan, tinggal kita sendiri mau mengembangkan potensi yang mana..?. Namun begitu, kita sebagai ummat yang beragama apatah lagi sebagai aktivis yang sejak awal ingin dan sudah berkomitmen untuk hidup dalam bingkai ridho Illahi sudah seyogyanya untuk bisa mengentikan lintasan buruh dan mengembangkan lintasan yang positif.

Setiap lintasan fikiran berawal dari pantulan apa yang kita lihat, apa yang kita dengar dan apa yang kita fikirkan. Ketiga hal itulah yang memunculkan lintasan dalam benak fikiran kita. Oleh karena hati – hatilah dengan penglihatan, pendengaran dan pemikiran kita. Jika kita selalu mengkonsumsi pandangan kita dengan kemaksiatan dan keburukan, maka otak kitapun akan bekerja untuk kemaksiatan dan keburukan tersebut. Jika kita suka mengkonsumsi pendengaran yang ‘bising” yang menjauhkan kita akan mengingat Allah maka otak kitapun akan bekerja untuk hal itu. Allah selalu mengingatkan kita untuk hati – hati dalam menggunakan penglihatan, pendengaran dan pemikiran kita.

Keruhnya aktivitas kita tidak dapat dilepaskan dari kekeruhan lintasan kita, maka dari itu janganlah lintasan buruk itu kita manja dan kita timang – timang, jika dalam otak kita muncul kelebatan lintasan fikiran yang negatif segeralah beristighfar dan mohon ampunan Allah serta buanglah jauh – jauh lintasan tersebut, tapi jika kita mendapatkan lintasan yang baik, maka janganlah lintasan tersebut berlalu begitu saja, endapkanlah dan olahlah menjadi sebuah ide atau gagasan yang nantinya diaplikasikan dalam bentuk aktivitas fisik, karena lintasan yang mampir di alam fikiran kita pada hakikatnya adalah karunia dari Allah Azza Wajalla. Dan sebagai wujud syukur kita maka harus kita kelola lintasan tersebut agar lebih bermanfaat untuk orang lain.

Teknik bagaimana mengelola lintasan fikiran yang baik adalah coba merenung sejenak lintasan tersebut, lalu coba belajar menulis lintasan fikiran tersebut kedalam catatan atau tulisan, kenapa demikian.? Kita harus ingat akan keterbatasan daya ingat kita, alangkah sayangnya ketika kita mendapatkan lintasan fikiran yang baik lalu hanya kita simpan dalam memoeri otak kita, hampir dipastikan kita akan lupa. Kelupaan tersebut lebih disebabkan karena saking banyaknya file atau dokumen yang tersimpan didalam memori otak kita. Disana ada dokumen keluarga kita, ada persoalan yang menyangkut pekerjaan kita, aktivitas kita atau bahkan persoalan dakwah yang ada di tengah – tengah kita, cukup banyak memang sehingga mencatat sebuah lintasan adalah sebuah keharusan bagi yang menginginkan lintasan fikiran tersebut lebih bermakna dan bermanfaat untuk orang lain.

Ketika kita merenungi dan mencatat lintasan fikiran yang lewat dalam otak kita, langkah selanjutnya adalah mencoba membuat sketsa atau outline lintasan yang sudah kita catat, sampai kemudian kepada persoalan teknis. Pekerjaan ini kelihatan mudah memang, tapi yakinlah bagi sesorang yang belum terbiasa itu akan menjadi sulit untuk dilakukan, sesuatu itu bisa karena terbiasa.Pengelolaan lintasan fikiran yang positif harus sering kita lakukan agar karunia Allah SWt teresebut tidak sia – sia. Coba kita ingat kembali beberapa waktu yang lalu, berapa lintasan fikiran yang baik berlalu begitu saja tanpa arti apa – apa, andaikan saja lintasan itu mampu kita kelola dengan baik Insya Allah akan lebih bermakna untuk orang lain.

Ayo lah mulai saat ini juga kita simpan lintasan fikiran yang baik kedalam sebuah catatan, kita juga harus mengasihani otak kita yang sudah penuh dengan memori persoalan hidup dunia yang begitu njelimet alias rumit. Insya Allah kita akan mampu melakukan itu selama dalam diri kita masih ada kemauan dan berusaha dengan sungguh – sungguh pasti ada jalan keluar.