Friday, April 14, 2006

About Me

Aku lahir di sebuah desa kecil yang jauh dari keramain kota, tepatnya di desa Wanacala Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Kata orang tuaku sih, aku lahirnya jam 4 pagi hari minggu, tanggal 02 Mei 1981. Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara, aku punya adik satu Hambali namanya. Sejak kecil aku suka jalan - jalan, kadang ke Sawah, ladang, pernah juga bepergian naik sepeda selam 10 jam... waktu itu sih ngga terlalu kerasa capainya, tapi ngga tahu kalau sekarang... pingsan kali ye...!. Usiaku kini sudah 25 tahun, ngga terasa memang waktu begitu cepat berlalu.

Riwayat Pendidikan

Umur 5 tahun aku masuk sekolah SD, tapi mungkin karena terlalu dini aku sering jatuh sakit, sehingga aku harus mengundurkan diri dan sempet keluar 1 tahun. Jarak sekolah dari rumahku sekitar3 KM. Seingatku dulu aku punya sahabat yang baik, dia sering nganterin aku pulang, kita juga sering tidur bareng. Aku sih tidak pintar - pintar banget dalam soal akademik, jujur saja aku tidak pernah mendapatkan nilai matematika 7 ke atas, paling banter 6. Cuma aku punya kelebihan dalam soal menulis, semasa SD aku dulu juara 1 lomba mengarang dan tulisanku paling bagus loh ... diantara temen - temenku, sehingga banyak temenku yang ingin bisa menulis sepertiku.

Lulus SD aku melanjutkan ke SMP Negeri 1 Jatibarang masih wilayah Brebes sih.., jarak sekolah dengan rumahku sektiar 7 KM, dan kalau berangkat aku naik sepeda.... wah....wah.. selama 3 tahun loh.....!! di SMP juga aku tidak pernah mendapatkan rengking seperti temen - temenku, tapi entah kenapa sejak dulu aku suka melamun dan bermimpi kelak suatu saat nanti aku menjadi orang sukses, aku sih ngga tahu sukses dibidang apa, tapi waktu itu aku yakin sekali, bahwa hidupku akan lebih baik dari temen - temenku yang cerdas itu. Di SMP aku juga punya temen akrab baru lagi, ada Oelistina, Imron Safari, Evi Hidayati, Arif Hendro Prawoto, Ahmad Ridwan Arifin, Kuntoro, mereka adalah temen - temenku semenjak kita ketemu dikelas Favorite yaitu di kelas 1E, konon dikelas inilah kumpulan para bintang sekolah.....dalam batinku sih... ngga merasa bahwa aku bintang, sebab sekali lagi aku tuh, lemah dalam urusan logic matematik Cuma aku teh ahli dalam mengumpulkan temen - temen. Sehingga di rumahku pasti selalu ramai, baik itu temen sekolah, temen di desa pokoknya rame deh..

Selesai SMP dengan predikat nilai biasa - biasa aja aku jadi bingung, bapaku sih nawarin aku ke Pesantres di Lirboyo Jawa timur, tapi aku ngga mau. Alasannya, aku waktu itu sih sederhana, "aku ngga mau jadi tukang tahlilan" karena waktu itu aku melihat setiap jebolan pesantren mesti cuma jadi tukang doa. akhirnya aku coba daftar ke STM Negeri di Slawi Ayu, tetangga kota, Cuma aku mikir kembali, aku tuh paling ngga suka yang namanya otak atik utawa soal hubungan perbengkelan, akhirnya aku Cuma daftar aja, karena waktu itu cukup lama, aku coba daftar ke SMA N 1 Brebes, disini aku terhambat dengan nilai NEM, wah.. inilah sistem pendidikan Indonesia yang zalim, masa iya manusia Cuma dinilai dari satu kecerdasan saja bukankah manusia memiliki 9 kecerdasan...? gagal di SMA N 1 aku coba naruh kertas NEMku ke SMA N 2 Brebes, untuk yang kedua kalinya aku terhambat lagi dengan nilai....beda tipis sih... Cuma beda koma. Berhentikah aku...? tidak, selesai dari kedua sekolah itu, aku langsung cabut ke SMA N 1 Larangan Brebes, wah kalau disini sih aku tenang - tenang aja, sebab aku yakin mesti keterima..

Akhirnya betul juga aku diterima di SMA ini, Cuma untuk di SMA aku terkenal anak bandel.... katanya sih..., sebetulnya masalahnya Cuma satu yaitu karena aku jarang masuk sekolah aja, entahlah dari dulu aku paling benci kalau belajar yang di dalam ruangan melulu, sehingga aku lebih suka bermain dengan temen - temen, kemana aja asal hati ini gembira. Di SMA aku tidak punya temen akrab seperti halnya waktu SD dan SMP, mungkin karena aku jarang masuk sekolah kali ye...? tapi pas kelas 3 aku dapat temen akrab baru, nama lengkapnya sih Robitotul Rizkiah biasa temen - temen manggil "Kiki", dia anak pindahan dari SMA N Slawi. Anaknya pintar,.... oh ya sebetulnya aku juga punya temen yang sering main bareng ada Eko Subejo, dia lucu anaknya, ada Aziz, Yeyen,Sugiarto, Sulistiowati, Dewi dan lain - lain.

Lulus SMA aku nambah bingung, aku sih inginya kerja sambil kuliah, tahun 1999 aku pergi ke Serang Banten, disini juga aku masuk disalah satu perguruan tinggi STMIK namanya, kepanjangan dari Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer, aku ambil jurusan Akuntansi komputer, tapi anehnya aku ambil jurusan yang aku benci waktu SMA. Di Kampus ini aku mulai belajar tentang organisasi, disini aku ikut Pecinta Alam, Korps Suka Rela, BEM, Keluarga Besar Akuntansi, KAMMI. Wah..pokoknya setiap organisasi mesti ada aku. Tapi dasar Karnoto, hobinya jalan - jalan aja..., dikampus juga aku tidak bisa menghilangkan kebiasaan lamaku, suka jalan - jalan. Tapi anehnya aku tuh merasa puas walaupun nilaiku yang jadi korban, tidak masalah bagiku, yang penting hatiku senang bebas dari tekanan.

Pengalaman Kerja

Untuk soal pekerjaan aku paling banyak, aku pernah kerja di sebuah perusahaan di Tangerang sebagai Staff Administrasi, pernah juga kerja sebagai guru komputer di SMA Nurul Islam Serang, Instruktur Komputer di Visiotech computer course, Marketing di Banten Multimedia, Marketing di Koperasi Ummat, selain itu aku juga diminta bantuan untuk temenku yang lagi usaha travel. Semenjak aku di Travel aku sering jalan - jalan ke luar kota dan tempat - tempat wisata. Dalam batinku ini cocok dengan hobiku, tapi aku ngga mau kalau harus jadi karayawan tetap. Alasannya, aku teh cepet bosanan, khawatir mengecewakan mendingan free lanh aja lah....!

Oh, ya aku juga belajar bisnis loh..., dulu sewaktu aku semester 1 aku buka rental dan kursus komputer loh, aku juga pernah jualan buku, jualan Es di Terminal, jualan pakaian dan sekarang lagi menekuni advertising. Usahaku ini dibidang avertising bergerak dalam bidang jasa melayani pembuatan Undangan, Spanduk, Kartu Nama, Banner, Plang, Brosur, Leaflet, PIN dan Sablon Kaos. mudah - mudahan aja ini usaha yang cocok buatku. minta doanya yah.. supaya aku jadi orang sukses dunia akhirat. amin....

Aktivitas Sekarang

Untuk keseharianku saat ini di Banten Student Training (BeST) dikasih jabatan yang keren sih... cuma ga digaji... Direktur Man...! "jabatan Direktur, gaji Kuli".he..hee..maklumlah lembaga non profit. Oh.. ya lupa pernah dapat ding.. dulu sekitar bulan September 2005 ada program dari Kementerian Pemuda dan Olah Raga. lumayan sih budgetnya 18 juta. Selain di Best sekarang aku dan temen - temenku (Syauqi, Ade dan Andri) sedang merintis usaha jasa advertising namanya Trimitra Grafika.. bergerak dibidang jasa pembuatan Undangan, Plank, Kartu Nama, Banner, Sablon Kaos. Doain yah.. mudah - mudahan sukses.




panitia pesantren wisata 1426 h, di hotel mambruk anyer - banten.
(yoga,noto,ali,sayuti+istri,ijah,iroh,opi)

KENANGAN DI BADUY


Selasa, 21 Maret 2006 sekitar pukul 09.00 aku berangkat ke Baduy bersama - sama dengan Ican, Fahmi, Fadli dan Usamah dan ditambah 3 guru dari sekolah alam Jakarta. Awalnya aku biasa - biasa saja, karena sejak aku gaul dengan pa Arif pemilik jasa biro perjalanan aku jadi sering jalan - jalan. Dalam perjalanan kami diguyur hujan, untunglah kami menggunakan mobil pribadi sehingga tidak terlalu bermasalah. Sesampai di Ciboleger, desa perbatasan Baduy, kami turun bergegas shalat dan makan. Setelah itu kami semua turun, namun ketika mereka mengangkat tasnya masing - masing aku kaget dengan Ican seorang akhwat berkulit putih dan bermata sipit persis orang China, mungkin mirip abinya Anis Matta seorang ustad muda yang sekarang sekjen DPP PKS. Ican mengangkat ransel yang lumayan besar untuk ukuran anak seperti dia, ditambah tas kecil didepanya. Seketika itupula aku menawarkan jasa pada Ican, "Ican kuat bawa tas segede itu, jauh loh perjalanannya ", demikian ungkapku. Namun Ican tidak mau merepotkan orang lain, dia mambawanya sampai di atas. Sesampai di Baduy luar kami istirahat dan menginap disalah satu rumah penduduk Baduy luar, sebetulnya tujuan kami waktu itu Baduy dalam, namun karena bulan itu adalah bulan Kawalu, yaitu pengujung dilarang masuk, maka kami hanya di Baduy luar. Selama tiga hari bersama mereka aku banyak mendapatkan pelajaran dari mereka. Setiap mereka kumpul pasti mereka selalu ramai, Fahmi yang anaknya polos dan lucu selalu menjadi lawakan temen - temennya. Fahmai, Ican, Fadli dan Usamah adalah siswa kelas 2 SMP Sekolah Alam, yah. Kelas mereka cuma ada 4 anak dengan 2 guru pendamping tapi hebohnya luar biasa. Hubungan mereka dengan 2 orang gurunya sudah seperti keluarga. Yang bikin aku haru adalah mereka tidak pernah mengeluh walaupun perjalanan jauh dan harus membawa barang - barang lalu diguyur hujan lagi.

Ketika malam terakhir kami seperti biasa, makan bersama - sama dengan menu nasi, mie dan sarden. pas akhir makan, Bude (panggilan mereka terhadap guru wanita) berkata "kalau kemarin dicuci ama tuan rumah (orang baduy maksudnya) sekarang giliran kalian yang cuci piring dan gelas.", Fahmi dan Fadli nyeletuk "Bude katanya guru harus ngasih teladan, buktikan donk bude" diluar dugaanku, seketika itu Bude minta maaf "oh ya maafin Bude ye''(demikian jawab Bude) lalu bude bawa bekas piring tadi, seketika itu pula 4 anak itu langsung ngikut dibelakang Bude "sambil nawarin jasa untuk membantu Bude"

Sederhana memang ceritanya, tapi aku melihat disini ada kandungan makna yang dalam bagi perubahan sistem pendidikan dinegeri kita, yang selama ini memposisikan siswa selalu dibawah dan tidak boleh mengkritik sang guru, tapi di sekolah alam sungguh sangat lain, guru sebagaimana layaknya temen yang ketika dikritik oleh muridnya lalu mengakui kesalahannya dan segera memberikan contoh yang baik kepada siswanya, Subhanallah.

Ke empat anak itu rupanya berbeda daerah, Fahmi asli Padang, Fadli asli Balikpapan, Usamah asli Ambon, dan Ican asli Makasar. Aku dan mereka selalu berjalan bersama dan makan bersama, shalatpun bersama. Hari kedua pagi - pagi sekitar pukul 09.00 kami berangkat mengelilingi Baduy luar sampai keperbatasan antara Baduy luar dengan Baduy dalam, mereka tetap ceria walaupun selama perjalanan kami diguyur hujan, jalanpun licin. Bagiku Ican cukup membuatku haru, sebab beliau adalah murid perempuan satu-satunya di sekolah tersebut. yah.. tapi tidak menjadikan Ican manja dan malu. Dewasa dan lembut itulah Ican. lain lagi dengan Usamah, anak Ambon ini pandai berbicara di depan umum, susunan kata-katanya rapih dan jelas sekali apa yang dia ungkapkan. Sementara itu Fadli, anak Balikpapan yang sering nyerocos dan selalu menyindir temen - temennya, tapi dia baik anaknya, dan terakhir Fahmi anak yang lugu dan polos sering membuat kami semua tertawa karena tingkahnya itu. Bude, guru yang lincah dan selalu semangat dan tegas ama siswanya itu kadang - kadang juga dia harus berlagak anak - anak seperti siswanya membuat suasana makin seru, tak ketinggalan Pa Novi, beliau adalah salah sati personel Izis, tim nasyid yang udah terkenal. Kepemimpinan dan kebapaannya membuat anak - anak senang bersama beliau. mudah - mudahan kita bisa ketemu dan bercanda lagi seperti di Baduy.sekolah alam jakarta

musyawarah kerja nasional KAMMI Pusat di Villa Hidayatullah
Malang Jawa Timur

ANDAI KAMMI BISA NGOMONG

Sedikit banyak orang tahu tentang cerita ini, tapi tetap akan aku ceritakan setidaknya cerita ini sedikit memberikan nafas gerakan akan sebuah perjalanan dari sosok para aktivis KAMMI lebih khusus daerah Banten, dimana organ yang berlogo tangan kekar ini aku belajar akan arti sebuah kehidupan seorang muslim yang sesungguhnya. Harapanya adalah cerita ini bukan hanya sebagai cerita untuk meramaikan moment yang ditetapkan oleh para petinggi KAMDA Banten, bahwasanya bulan April 2006 adalah bulan menulis. Jujur saja, Ketika aku melihat dan membaca anjuran tersebut, fikirku adalah bahwa akan ada sebuah pencerahan perubahan gerakan dan metode aktivis “tangan kekar” ini. Dalam benakku suatu saat kalau budaya ini mampu dipertahankan dengan konsisten, maka setidaknya keahlian para penghuni organisasi ini bertambah satu point yaitu menulis selain pandai berbicara. Aku cukup apresiasif dengan progam ini, sebab aku sadari betul bahwa umur manusia itu terbatas, dengan keterbatasan itulah kita coba meninggalkan sesuatu yang bisa dinikmati olah generasi penerus, dan puing – puing peninggalan itu adalah tulisan karena memang mayoritas aktivis tidak memiliki harta warisan yang bisa kita sumbangkan ke KAMMI selain warisan ide dan gagasan. Walaupun memang saat ini kita belum mampu untuk menjadikan tulisan kita menjadi sebuah buku yang mampu menggerakan para pembacanya, tapi mudah – mudahan dilain waktu itu bisa terwujud, amin ya Allah. Loh.. kok jadi ngomong ngalor ngidul.. kapan ceritanya nih…he…he.. afwan juragan …!

Ok deh, aku coba sedikit cerita kenanganku bersama KAMMI, aku tidak tahu cerita ini menggelikan, menyedihkan, menggembirakan atau mengharukan, wallahu alam, aku sendiri tidak bisa menafsirkan cerita yang bakal aku ceritakan ini, tapi yang jelas selama 5 tahun bersama KAMMI aku punya kenangan sendiri dan banyak sebetulnya cuma mungkin satu – satu kali ye….
Sejak pandangan pertamaku dengan KAMMI aku dibuatnya bersimpuh dan jadi tak jemu memandangnya, ketika batin ini membutuhkan menu ruhiyah dengan lalaban dzikir dan do’a, maka aku pandangi kenanganku bersamanya ketika bersama – sama makan dalam satu nampan, seakan – akan kita adalah saudara kandung yang dilahirkan oleh satu rahim ibu . “ Ya Allah hati ini telah berhimpun dengan mahabbah kepadaMu, maka eratkanklah tali persaudaraan kami, janganlah Engkau hamburkan hati ini menjadi kepingan - kepingan jiwa yang rapuh sehingga membuat musuh kami tidak gentar dan kamipun tidak memiliki izzah, lalu dengan keadaan seperti itu kitapun akan binasa, janganlah Engkau jadikan kenangan ghonimah perang Badar terulang kembali”. Nampan merah jambu menjadi saksi akan ketulusan persaudaraan diantara kami, walaupun kami tidak tahu sampai kapan kita akan selalu makan dalam satu nampan, mungkin semua akan berakhir ketika diantara kami sudah memiliki tautan hati yang lain.

Aku tahu, nampan merah jambu itu masih ada dan akan selalu menyertai KAMMI sampai KAMMI ditelan bumi untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya dihadapan Allah aza wajalla, disanalah kita akan melihat kesungguhan dan keikhlasan kita dalam berjuang bersama KAMMI, tapi aku tidak tahu apakah nampan merah jambu itu masih sering diikutisertakan dan dihadirkan ditengah – tengah lingkaran ketika para jundullah ini hendak menunaikan kewajibannya untuk memenuhi kantong nasi supaya lebih energik dalam bergerak, wallahu’alam.

Dipenghujung kepengurusan tahun 2005 adalah masaku di KAMMI yang cukup menjadikan aku ngerti betul siapa itu KAMMI, ketika jundi yang setia denganmu menyatakan kesetiaanya setelah setianya mereka dengan Allah dan Rasulnya serta orang – orang beriman, ketika itu engkau nampak ceria dan penuh tawa, senyumanmu pun membuat orang yang melihat heran dan salut, kok bisa yah.. dalam kondisi ruang sekretariat yang gelap gulita bisa menebarkan senyuman. Yah..gelap memang, karena pihak PLN mensegel kilometer setelah 3 bulan belum memenuhi kewajibannya sebagai warga Negara yang baik, kalau saja bulan bisa ngomong ketika itu, pasti dia akan katakan kepada petugas PLN “ pa tolong jangan disegel listrik di rumah itu, mereka bukan tidak mau menjadi warga Negara yang baik, jusru mereka inilah yang harusnya diindungi oleh Negara karena perjuangannya yang tak kenal lelah untuk membawa negeri ini kearah perubahan yang lebih baik, mereka rela hujan-hujan di jalan dengan membawa kardus untuk meminta uluran tangan para pengguna jalan guna membantu saudara – saudara setanah air yang terkena bencana banjir, tanah longsor, mereka juga para pemuda dan pemudi yang taat agama, yang selalu membawa sinar kejujuran dan cahaya dalam batinnya, mereka juga yang dengan suara lantang berani menegur pemimpin yang zhalim di negeri ini, tolong pa, demi aku rembulan yang datang setiap malam”. Tapi sayang Allah belum menakdirkan bulan bisa ngomong dan baru Dia izinkan menjadi sebuah lirik lagu yang dinyanyikan oleh Doel Sumbang dan Nini Karlina. Seiring dengan waktu, dan akupun tahu bahwa Allah akan mempergilirkan setiap waktu, begitu juga untuk KAMMI.

Dunia ini silih berganti ada siang ada malam, ada perempuan ada laki – laki, atau tinggi ada pendek dan ada hidup ada mati. Demikian juga yang menimpamu. Wajah yang berseri – seri dan berbinar – binar berganti sedih dan murung karena engkau tak sehebat dulu, bukan karena keinginanmu tentunya, seandainya engkau bisa bicara mungkin akan engkau katakan “kenapa kalian bersikap demikian padaku, bukankah engkau pernah berjanji bahwa kalian akan setia denganku..?, bahkan kalian pernah katakan dalam ikrarmu ketika sudah resmi untuk seiya dan sekata…? sambil berjabat tangan denganku, engkau katakana dengan tanpa paksaan dan penuh kesungguhan, bahwa kalau ada 1000 orang yang berjuang dijalanMU maka salah satunya adalah aku, dan kalaupun hanya satu orang yang berjuang demi Islam denganmu maka pastikanlah bahwa itu adalah aku.” Lupakah kalian, ketika kalian melalui perantaraku kalian memperoleh hidayah dari Allah yang pada akhirnya kalian menjadi orang yang berharga dalam dunia ini..? atau kalian juga lupa, dimana kalian pernah katakan bahwa KAMMI tidak memiliki apa – apa selain ukhuwah. Aku tidak menghalangi kalian untuk meninggalkan aku, selama kalian berpegang teguh dengan dakwah dan jamaah, karena aku juga menyadari bahwa kalian lebih dibutuhkan oleh yang lain ketimbang aku, sayang engkau tak bisa bicara, tapi nurani dan cahayamu mampu menembus hati para aktivisnya.

KAMMI ………! engkau telah menghantarkan aku kedalam kumpulan orang – orang yang Insya Allah sholeh dan sholehah, engkau juga telah melatihku untuk senantiasa bergetar ketika mendengarkan asma Allah ketika dilantunkan. Kebersamaanmu denganku selama 5 tahun banyak memberikan pelajaran arti sebuah kehidupan. Engkau pula yang melatih bibir ini untuk senantiasa dibasahi dengand dzikir dan engkau juga yang selalu mengingatkan diri ini agar jangan melupakan Allah dalam keadaan suka dan duka. Mudah –mudahan engkau tetap berdiri bah karang yang tetap berdiri walaupun hantaman gelombang terus memaksamu untuk meninggalkan agar jati dirimu sebagai sebuah organisasi dakwah dan pergerakannya melemah, tapi engkau tetap teguh memegang prinsip bahwa tidak ada jalan lain yang akan menyelematkan diri kita semua selain jalan dakwah, janganlah engkau ikuti bisikan setan dan iblis karena kesombongannya dia dikeluarkan dari kenikmatan syurga, karena sesungguhnya iblis adalah musuhmu yang nyata, maka perlakukanlah dia sebagaimana engkau memperlakukan seorang musuh, jangalah engkau tenggelam mengikuti tenggelamnya matahari ketika sore telah tiba dan akan muncul kembali keesokan harinya, jadilah engkau seperti air yang mengalir yang akan mencari celah sekecil apapun celah itu, pancarkanlah sinarmu selalu seperti sinarnya rembulan yang membuat setiap mata memandang tidak mau mengedipkan matanya karena keindahan dan kelembutan sinarmu, dengan sinarmu pula menjadikan setiap orang penasaran dan ingin mendekat kepadamu, jangan kenal kata henti sampai tidak ada satu orangpun yang melihat engkau tenggelam.click in here www.kammi.or.id

KADO UNTUK MUROBBI


Tulisan ini merupakan sebagian ringkasan dari pengajian rutin mingguan yang aku ikuti dengan Ust. Yayat Suhartono,Drs. Setidaknya mengingatkan diri ini akan maknawiyah sebuah halaqoh tarbiyah, bahwasanya aktivitas tersebut bukanlah aktivitas rutiniyah saja, akan tetapi lebih daripada itu bagaimana tarbiyah islamiyah ini mampu membuat kita tergerak untuk berapresiasi sesuai dengan kapasitas kita sebagaimana apresiasinya Ummar bin Khatab terhadap Al Qur’an

KARAKTER HALAQOH (Muwashofat Halaqoh)

Rabu, 28 Juli 2004
Halaqoh tidak akan mampu memberikan sumbangsih apa – apa selain ulasan materi, hal ini terjadi manakala halaqoh hanya sebatas rutinitas saja. Padahala fungsi yang sesungguhnya halaqoh bukanlah seperti itu, akan tetapi lebih jauh daripada itu,yakni bagaimana halaqoh mampu meledakan potensi dari peserta halaqoh. Untuk itu halaqoh haruslah memenuhi beberapa variabel, dimana dengan variabel tersebut halaqoh mampu menjalankan sebagaiman fungsi yang sesungguhnya.

Kejenuhan dalam berhalaqoh disebabkan karena halaqoh tersebut tidak memiliki karakter halaqoh itu sendiri, sehingga dinamika halaqoh mengalami kejumudan (primitive). Supaya halaqoh kita memiliki dinamika tersendiri serta produktif, maka, haruslah memiliki tiga karakter. Ketiga karakter tersebut adalah ;

1. Aruhiyah (Ruh)

Amunisi ini penting mengingat setiap pergerakan yang kita lakukan tidak akan mampu kita maknai manakala kondisi ruhiyah kita kering apalai sampai rapuh dimakan oleh godaan dunia. Dengan ruhiyah inipula seseorang mampu melewati setiap ujian yang ada di depan kita. Dengan ruhiyah pula seseorang akan mampu menikmati hari – hari dengan kesibukan berdakwah.

Lalu bagaimana agar kondisi ruhiyah terjaga..? ada tiga hal yang mesti tertanam dalam hati para aktivis dakwah, pertama Al Aqidatul Imanniyah (Akidah Keimanan) yang mantap. Kenapa akidah ini begitu penting, karena memang inilah pondasi seseorang dalam mengawali setiap aktivitasnya. Kita tentu ingat perjalanan para nabi mulai dari nabi Adam sampai nabi Muhammad Saw, mereka berjuang untuk membebasakan manusia dari menduakan Allah SWT menuju kesatuan akidah yang utuh. Kedua Al A’daqotul Al Qolbiyah (Ikatan Hati), untuk menuju ruhiyah yang mantap, maka kita harus mengikatkan hati ini dengan Allah SWT, sebab Dial ah yang sesungguhnya memiliki hati kita dan dengan hati ini pula kita akan menemukan ketentraman batin dan ketengan jiwa. Ketiga, Al Ma’nawiyah Wal Khuluqiyah (Membangun Moralitas), di tengah – tengah kondisi saat ini, dimana moralitas seseorang sangat menjadi taruhan akan arti sebuah kehidupan. Mampukah seseorang tersebut menjaga imun dirinya dalam menghadapi tantangan dan godaan dunia. Usaha untuk terus selalu memperbaharui diri kita adalah sebuah keharusan.

2. Al Fikriyah (Ilmu)

Selain halaqoh harus mengandung unsure ruhiyah, halaqoh juga harus mengandung unsure Ilmu agar apa – apa yang kita sampaikan dan kita diskusikan bukan hanya sekedar omong kosong tanpa adanya fakta dan data secara ilmiah. Ciri sebuah halaqoh mengandung unsure ilmu adalah, pertama Al I’lmiyatu Watsaqofah, halaqoh bisa dikatakan mengandung unsure ilmu manakala didalamnya ada suasana ilmiah, ciri ilmiah adalah objektif dan berdasarkan fakta. Kedua adalah Anadhoriyah, ini merupakan kemampuan analisis seorang kader tarbiyah dalam setiap dinamika social politik yang terjadi. Ketiga Al Minhajiyah (memahami minhaj), arah dan platform seperti apakah gerakan kita, itu haruslah dipahami betul para kader tarbiyah, sehingga para kader tidak mengalami kebingungan dalam melakukan maneuver gerakan sesuai dengan kondisi yang ada. Keempat Al Ijtima’iyah (bersosial), ajaran Islam bukanlah ajaran eksklusif yang hanya berlaku untuk satu kaum saja, akan tetapi Islam dilahirkan untuk semua ummat manusia. Dakwah tidak akan mengena jika kita tidak pernah bersosial atau mengurung diri apalagi sampai mengisolasi dari dinamika yang ada.Kelima Al Faniyah (berekonomi), perjuangan pasti membutuhkan pengorbanan dan salah satu pengorbanan tersebut adalah ekonomi. Bahkan di era sekarang ini kaum kafir dan musuh – musuh Islam menjajah ummat Islam dengan ekonomi, maka dari itu sudah semestinya seorang aktivis dakwah haruslah berusaha untuk bisa memenuhi kebutuhan ekonomi sendiri, sehingga tidak perlu menengadahkan tangan untuk meminta – minta.

3. Ad Dakwah

Ada tiga muatan dakwah yakni, Al Harokah (pergerakan/dinamis), Al Jihadiyah (semangat jihad) dan Al Jundiyah (ketaatan). Sebagaimana kita ketahui bahwa dinamika dakwah akan selalu berubah – rubah tidak statis, oleh karena itu seorang aktivis dakwahpun harus mampu menjawab perubahan tersebut, sehingga dakwah yang kita lakukanpun akan menjadi alternative bagi ummat karena mampu berbicara dengan bahasa saat yang dibutuhkan.

Itulah karakter halaqoh yang harus dipenuhi supaya aktivitas halaqoh yang kita lakukan tidak semata – mata menggugurkan kewajiban sebagai seorang kader tarbiyah, akan tetapi kita mampu memaknai arti halaqoh yang sesungguhnya. Dengan demikian halaqoh kita akan senantiasa dinamis dan kreatif.

Jika ketiga karakter itu terpenuhi maka halaqoh akan mampu melaksanakan fungsinya, yaitu ;

  • At Tarbawiyah, maksudnya adalah mampu mengkondisikan orang
  • Al Harokiyah (Bergerak/dinamis)
  • Atandzimiyah (Mengorganisir)
  • Al Fanatodiyah (Berpengasilan)

KARAKTER DA’I (Muwaqi Adda’iyah)

16 Januari 2006
Pada hakikatnya semua para aktivis dakwah adalah da’I, hanya saja tingkat kapabilitasnya dan kecondongannya yang berbeda – beda, ada yang lebih menonjol pada da’I dari sisi seorang politisi, ada juga yang lebih menonjol dari sisi seorang da’I pada bagian bisnisnya, aktivis lsm, tokoh pemuda, tokoh wanita, tokoh remaja dan lain sebagainya, yang pada intinya semua potensi yang mereka miliki mampu disalurkan untuk kepentingan dakwah dan islam. Mengingat vitalnya posisi seorang da’I maka hendaknya bagi para da’I maupun calon da’I mampu membekali dirinya dengan beberapa hal, sehingga apa yang disampaikannya bukan basa basi tanpa sarat makna apalagi sampai pesannya tidak berbobot, ini jangan sampai terjadi, sebab kalau sampai hal demikian terjadi maka proses pengajian kita akan hambar.
  • Upaya pembekalan bagi seorang da’I adalah sebuah keniscayaan, sebab bagaimana mungkin kita akan mampu memberikan ruhiyah sementara pada diri kita sendiri tidak memiliki ruhiyah tersebut, sebagaimana sering kita dengar bahwa kita tak pernah bisa memberikan sesuatu jika kita sendiri tidak memiliki sesuatau itu. Setidaknya ada 7 hal harus dimiliki oleh seorang da’I agar menjadi da’I yang produktif.

  • Robbaniyatul Sahsiyah (Dekat dengan Allah)

Ingat bahwa pekerjaan da’I adalah sebagai perantara Allah untuk menyampaikan sesuatu yang memang mesti harus disampaikan kepada ummat, yaitu menerangkan atau menyampaikan sesuatu yang diperintahkan oleh Allah dan menyampaikan pula sesuatu larangan Allah. Logikanya adalah mana mungkin seseorang ajudan akan mampu melaksanakan amanah dari atasannya kalau diantara keduanya tidak ada kedekatan, kedekatan disini bukan saja secara fisik akan tetapi lebih daripada itu, yaitu keterikatan emosional dan penyatuan jiwa keduanya. Begitu juga seorang da’I, bagaimana mungkin dia akan mampu menyampaikan pesan dari Allah dengan sempurna sementara da’I sendiri berjauhan denganNya, sekali lagi bukan semata – mata kedekatan fisik akan tetapi lebih daripada itu. Bahkan hubungan antara da’I dengan Allah bukan lagi sebuah ketakutan akan tetapi sudah lebih pada tahap saking cintanya da’I kepada Allah, sehingga da’I akan selalu ingat kepada Allah aza wajalla dan ingin selalu didekatNya. Hari –hari mereka dipenuhi dengan aktivitas yang mengarah kedekatannya dengan Allah SWT. Kedekatan ini pula yang akan membawa perkataan seorang da’I penuh makna dan berbobot.

  • Ayujabiyatul Arruhiyah (Positif Thinking terhadap Allah)

Umumnya seseorang akan merasa puas dan memuji manakala seseorang itu telah diberikan sesuatu yang selama ini diimpi-impikannya, namun akan membuat logika negative ketika cita – cita tidak terkabulkan. Disanalah sebetulnya kita akan diuji perjuangan kita yang sesungguhnya, betulkah selama ini perjuangan yang dilakukannya hanya untuk Allah dan betulkan kita cinta kepada Allah aza wajallah..?

  • Akhlakiyatu Syar’I

Ketika dakwah sudah mulai merambah diwilayah yang dahulu kita “cuekin” yaitu wilayah siyasah, maka ketika itu pula ujian dan fitnah akan semakin deras. Godaan ghonimah akan semakin menyilaukan mata pada para da’I, maka dari itu setiap da’I dalam menggunakan prasarana ummat hendaknya tetap memperhatikan hukum – hukum syar’I, sehingga pacuan gerakan seorang da’I tidak keluar dari arena pacuan yang akan membuat diri ini dikuasai oleh nafsu yang liar dan tidak terkendali yang nantinya bukan saja merugikan da’I sendiri akan tetapi merugikan dakwah dan ummat.

  • Waaqiyahul Muamalah (Realistis dalam bermuamalah)

Keinginan yang menggebu – gebu bahwa dakwah ini haru segera meningkat dan diperluas terkadang kita sering lupa akan kemampuan kita sendiri, kondisi inilah yang sering membuat “kelelehan” para aktivis sehingga ada istilah cuti dakwah untuk sementara. Kita tidak dapat membayangkan kondisi ummat akan seperti apa, manakala para pembawa cahaya ini mengambil cuti karena ada suatu urusan. Untuk menghindari kondisi itu maka kita tetap memperhatikan kondisi realitas kita saat ini sambil terus berupaya meningkatkan dan mengembangkan dakwah.

  • Wasitiyatul Ikhtiar (Moderat dan Ikhtiar)

Pesan dakwah ini harus tersampaikan kepada ummat, lalu bagaimana supaya pesan tersebut sampai kepada yang berhak..? Moderat dan tetap ikhtiar itulah yang bisa kita lakukan. “gunakanlah bahasa dakwah sesuai dengan bahasa kaumnya” sehingga obyek betul – betul ngerti dan faham tentang apa yang kita sampaikan. Kekakuan dalam berdakwah akan membuat dakwah ini dianggap usang dan primitf oleh ummat, disinilah dibutuhkan kreatifitas para da’I bagaimana mengemas mulai dari gaya bahasa sampai kepada bentuk penampilan tanpa mengindahkan hokum – hokum syar’i.

  • Syuriyatul Amwar (Musyawarah dalam segala urusan)

Lakukanlah musyawarah setiap melakukan aktivitas dakwah sehingga hasilnya juga bisa dipertanggungjawabkan secara bersama – sama, dan tidak ada yang bisa disalahkan secara individu ketika proses pengambilan kebijakan melalui musyawarah.

  • Jizyahul Harokah (bersungguh – sungguh dalam gerakan)

Hasil yang akan kita peroleh dari setiap amal kita adalah begantung kepada kesungguhan kita melakukan amal tersebut. Jangan sekali – kalai kita ragu dengan jalan pilihan hidup kita sebagai seorang da’I dalam kondisi apapun dan sesulit apapun. Teguh dan konsistenlah untuk tetap menjadi seorang da’I, karena dengan konsistensi itulah maka akan tertanam dalam diri kita yaitu keberanian, optimisme dan ketentraman batin.

Ketujuh hal itulah yang akan membuat kita menjadi seorang da’I yang produktif (Ada’iyatul Mumtijah).