
Setiap jengkal tanah yang kita injak, setiap udara baik itu pagi, siang ataupun malam yang kita hirup dan setiap air yang kita reguk untuk menuntaskan dahaga ketika kita merasa kehausan adalah sebuah nikmat dari Allah SWT yang sering kali kita sepelekan begitu saja, sehingga tanpa memberikan bekas ruhiyah apapun.
Ucapan rasa syukur sering kita ucapkan setiap kita memberikan kata sambutan ataupun mendapatkan sebuah rezeki, namun tidak sedikit manusia atau jangan – jangan kita termasuk golongan manusia yang aku maksud, yakni manusia yang hanya pandai beretorika dengan ucapan syukur namun tidak pernah masuk dalam hati kita, sehingga ucapan tersebut terasa hambar dan tidak membekas.Sederhana memang persoalannya, karena hanya mengucapkan syukur, namun akan tidak jadi sederhana manakala itu dianggap oleh sebagian manusia sebagai sesuatu hal yang biasa – biasa saja.
Allah SWT berfirman dalam suratnya yaitu “ Bersyukurlah kalian niscaya akan aku tambah nikmatmu” pernyataan tersebut tertuang dalam surat Ibrahim ayat 7 (kalau tidak salah, afwan lupa…).Lalu mungkin ada sebagian manusia yang merasa bahwa aku bersyukur kok nikmatku tidak tambah – tambah, kalau demikian yang terjadi berarti ada yang kurang beres dalam ungkapan rasa syukur kita, coba gali terus lebih detail dan lebih dalam apa yang terjadi sesungguhnya. Apakah kekurang ikhlasan kita atau kita hanya sekadar melafazkan saja tanpa maknawiyah apapun sehingga hambar.
Tidak mudah memang menjadi menusia yang bersyukur, sebab hati kita terkadang dihinggapi rasa sombong dan angkuh ataupun sering terlena dengan saking banyaknya kesibukan urusan dunia tanpa membuat rem dalam urusan akhirat. Kalau sudah demikian, maka yang harus kita lakukan adalah berhenti sejenak, demikian nasehat Abu Ridho. Berhenti untuk kembali mengisi tabung – tabung jiwa kita yang sering kita keluarkan untuk urusan dunia, berhenti sejenak untuk berfikir kembali dan evaluasi, sudah sejauhmana kaki kita melangkah dan berapa jauh lagi kehidupan kita akan berakhir, walaupun kita belum tahu pasti tapi paling tidak kita bisa mengira – ngira dengan rata – rata umur manusi sekarang.
Berhenti bukan berarti kita bermalas – malasan, berhenti bukan berarti kita menyerah atau berhenti bukan berarti kita kalah dan melarikan diri dari
No comments:
Post a Comment